Gunung Berapi Islandia Keluarkan Lava Lagi

oleh
ilustrasi lahar panas. (AP Photo)

REYKJAVIK (Kontroversinews.com) – Aliran lava panas kembali muncul dari retakan baru Gunung Berapi Islandia. Retakan baru yang melahirkan guguran lava tersebut pertama kali terlihat lewat pantauan helikopter. Panjangnya mencapai 500 meter dan berjarak 1 kilometer dari lokasi erupsi awal di Geldinga Valley.

Departemen Manajemen Darurat Bencana Islandia pun menyerukan proses evakuasi bagi warga yang tinggal di area tersebut. Namun bukannya pada menyelamatkan diri, para pendaki justru malah mendatangi lokasi aliran lava baru itu dan menjadikannya tontonan.

Dilansir detikTravel dari AP, Rabu (7/4/2021), guguran lava itu sendiri sebenarnya tidak berpotensi membahayakan pendaki, karena jaraknya cukup jauh dari trek hiking yang populer di kalangan pendaki.

Namun tetap saja, sebagai langkah pencegahan, sebaiknya pendaki tetap diminta untuk menjaga jarak dari aliran lava pijar tersebut. Gempa vulkanik lokal juga kerap terjadi di lokasi itu.

Badan Meteorologi Islandia mengatakan, aktivitas gunung berapi baru tersebut tidak sampai membahayakan lalu lintas udara di sekitar Bandara Internasional Keflavik yang berada di Reykjavik, ibu kota Islandia.

Gunung berapi Fahradaslfjall yang berada di Semenanjung Reykjanes itu diketahui telah tertidur sangat lama. Hampir 800 tahun berlalu sejak erupsi terakhir gunung berapi itu terjadi. Namun pada 20 Maret kemarin, akhirnya gunung berapi itu terbangun juga dari tidur panjangnya.

Menurut data dari Badan Pariwisata Islandia, sudah ada 30 ribu pendaki yang datang mengunjungi lokasi gunung berapi tersebut untuk melihat erupsi dan lelehan lava pijar. Seakan tidak punya takut, mereka malah menjadikan fenomena alam itu sebagai atraksi yang wajib untuk ditonton.

Sementara itu, ahli geofisika Islandia Magnus Gudmundsson memprediksi bahwa erupsi gunung berapi itu akan berpindah ke arah utara dari lokasi semula.

“Kita sekarang melihat ada lebih sedikit lava yang keluar dari 2 kawah semula. Ini bisa jadi awal dari fase kedua erupsi gunung itu,” pungkas Gudmundsson, seperti dikutip dari AP.***AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *