JAKARTA (Kontroversinews.com) – Tekanan darah tinggi bisa saja dialami perempuan maupun laki-laki, baik usia tua maupun muda.
Dokter Spesialis Neurologi di Mayapada Hospital dr. Vania Listiani Hidajat Sp.N mengatakan bahwa ada berbagai faktor yang memicu seseorang bisa terkena tekanan darah tinggi dan akhirnya menyebabkan stroke, Senin (5/4/2021) pagi.
Mengapa usia muda rentan mengalami tekanan darah tinggi ?
dr Vania menjelaskan bahwa banyak generasi muda saat ini yang memiliki pekerjaan yang cukup menyita waktu, hal ini bisa saja menyebabkan munculnya stres.
Namun saat mereka mengalami stres, kadang tidak ada aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur.
Sehingga kaum muda yang berada pada usia produktif ini rentan mengalami tekanan darah tinggi.
“Orang punya tekanan darah tinggi kalau di pekerjaan dia stres, lalu dia tidak punya aktivitas fisik yang teratur, jadi dia jarang berolah raga. Jadinya bisa rentan kena tekanan darah tinggi,” kata dr Vania.
Selain itu, gaya hidup kurang sehat seperti mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam atau terlalu asin juga bisa memicu tekanan darah tinggi, hingga akhirnya menimbulkan penyakit stroke.
Lalu bagaimana dengan perempuan yang pernah mengalami kehamilan dengan kondisi tekanan darah tinggi, apakah bisa memicu munculnya stroke ?
Menurut dr Vania, perempuan yang pernah hamil dengan kondisi tekanan darah tinggi, kemudian penyakit itu menetap padanya, bisa pula menjadi faktor pemicu munculnya stroke.
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama yang bisa memicu seseorang menderita stroke, karena tekanan darah tinggi paling banyak ditemukan pada pasien yang menderita penyakit ini.
“Sebenarnya kalau kita bicara soal faktor risiko stroke itu ada banyak, tapi yang paling sering itu adalah tekanan darah tinggi, itu adalah faktor risiko utama yang menyebabkan stroke,” tutur dr Vania.
Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko vaskuler dan gaya hidup yang bisa menjadi pemicu munculnya stroke.
Risiko vaskuler itu mulai dari penyakit diabetes hingga asam urat yang tinggi.
Sementara untuk faktor gaya hidup dipicu kebiasaan buruk seperti merokok, jarang berolah raga hingga sering mengkonsumsi alkohol.
Munculnya stroke ini juga dapat disebabkan faktor risiko yang sifatnya tidak dapat diubah, seperti usia, gender, ras, riwayat stroke serta adanya penyakit genetik tertentu yang dapat menyebabkan stroke.
“Tentunya juga ada faktor risiko yang tidak dapat diubah ya, misalnya usia. Kita kan tidak bisa puber tambah muda, jadi kalau usia itu semakin tua, risikonya juga semakin tinggi. Gender, ras, riwayat stroke sebelumnya dan ada sedikit kalau seseorang punya penyakit genetik tertentu yang dapat menyebabkan stroke,” jelas dr Vania.
Penyakit stroke saat ini banyak pula dialami oleh kaum berusia produktif yakni dari rentang usia 20 hingga 55 tahun.
Sehingga pandangan bahwa penyakit ini hanya diderita oleh orang lanjut usia (lansia) kini dianggap sebagai hal yang keliru.
Mengutip dari Tribunnews, stroke merupakan kondisi yang terjadi saat pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.
Tanpa darah, tentunya otak tidak akan memperoleh asupan oksigen dan nutrisi.
Kondisi inilah yang membuat sel-sel pada sebagian area otak akan mati.
Hal ini kemudian menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak itu, tidak dapat berfungsi secara baik.***AS