Dampak Pandemi Corona, Petani Cabai Alami Penurunan Hingga 75%

- Pewarta

Jumat, 8 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Salah satu lahan kebun cabai pengarap Rustandi (53) di blok kebun walik Gambung Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu Kab. Bandung . (Photo: Istimewa)

Salah satu lahan kebun cabai pengarap Rustandi (53) di blok kebun walik Gambung Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu Kab. Bandung . (Photo: Istimewa)

CIWIDEY | Kontroversinews – Dampak dari adanya pandemi Virus Corona, para petani cabai harus mengalami penurunan pendapatan hingga 75 persen. Oleh karenanya, petani berharap ada investor yang mau bekerjasama.

Seorang Petani Cabai, asal Kp. Gambung RW 04 Kecamatan Pasirjambu Rustandi, mengungkapkan bahwa sebelum adanya pandemi Virus Corona (Covid 19), pasokan cabai ke pasar dan pembeli cabai stabil. Tetapi, setelah adanya pandemi Virus Corona (Covid 19), memang pasokan pasar terus ada tetapi omset penjualan dari pasar turun drastis hingga 75 persen. Jadi lebih besar pasokannya, tetapi pengeluaran barangnya sedikit.

“Saya berharap ada pemilik modal untuk bekerjasama, survey ke lokasi. Nanti bagi hasilnya secara sama-sama. Saya yakin, kerjasama ini bisa menghasilkan,” ungkap Rustandi saat dihubungi lewat telpon seluralnya, Jumat (8/5).

Rustandi ( 53 )

Rustandi menanam cabainya di lahan perkebunan PPTK Gambung dengan sistem kerjasama ada ( MoU), dengan luas lahan sekitar sepuluh hektar. Sebelum adanya pandemi Virus Corona (Covid 19), Rustandi bisa mempekerjakan karyawan sebanyak 30 sampai 40 orang, tetapi jumlah karyawan tersebut harus dikurangi, imbas adanya pandemi.

“Sekarang hanya ada sepuluh orang karyawan,” lanjut Rustandi.

Sebelum pandemi, dari tiga hektar lahan, Rustandi bisa menghasilkan cabai hingga 45 ton, yang dipasarkan ke wilayah Bandung, misalnya Pasar Induk Caringin. Selama pandemi, Rustandi mengaku penghasilannya menjadi berkurang. Dengan harga jual dipasar, petani hanya bisa memperoleh nota pasar sebesar Rp. 8.000, yang dipotong untuk biaya akomodasi, biaya panen, dan lainnya.

“Saat ini, yang sedang bagus dipasaran yaitu sawi dan kubis,” ujar Rustandi.

Di bulan Ramadan ini, sawi dan kubis banyak diminati oleh masyarakat. Karena masyarakat menilai, dengan makan sayuran maka menjadi lebih sehat, apalagi saat pandemi. Harga Kubis dipasaran sebesar Rp. 3.500, lebih tinggi dari harga tahun lalu.

“Meskipun cabai sedang menurun, tetapi masih ada kubis dan sawi yang sedang banyak diminati,” pungkas Rustandi. (Lily Setiadarma)

Berita Terkait

Tingkatkan Produksi Padi, Pemkab Brebes Serahkan Bantuan Alsintan
Pedagang Pasar Ciwidey dan PT Mentari Sepakati Penyesuaian Harga Ayam Potong
bjb Optimistis BEREHAN Tidak Hanya Gerakan Berkurban, Tapi Pendorong Ekonomi Daerah
SLIK OJK Jadi Penghalang, Warga Sulit Akses Kredit Meski Sudah Lunas
Promosi Wisata Perlu Digencarkan, Walini Rancabali Harapkan Perhatian Pemkab Bandung
PDAM Kuningan Jamin Peningkatan Pelayanan Pelanggan Akan Meningkat
Pentingnya Diskusi Publik Terbuka”Bedah APBD Demi Kuningan Maju
Hadir di Bedas Expo 2025, BPR Kerta Raharja Diserbu Calon Nasabah

Berita Terkait

Senin, 13 Oktober 2025 - 21:43

Tingkatkan Produksi Padi, Pemkab Brebes Serahkan Bantuan Alsintan

Jumat, 29 Agustus 2025 - 17:28

Pedagang Pasar Ciwidey dan PT Mentari Sepakati Penyesuaian Harga Ayam Potong

Kamis, 28 Agustus 2025 - 17:13

bjb Optimistis BEREHAN Tidak Hanya Gerakan Berkurban, Tapi Pendorong Ekonomi Daerah

Kamis, 10 Juli 2025 - 21:06

SLIK OJK Jadi Penghalang, Warga Sulit Akses Kredit Meski Sudah Lunas

Selasa, 10 Juni 2025 - 19:31

Promosi Wisata Perlu Digencarkan, Walini Rancabali Harapkan Perhatian Pemkab Bandung

Berita Terbaru