Bahaya Jika Berteriak Pada Anak-anak

oleh
Orangtua sedang memarahi anak. Selama pandemi virus corona, tingkat stres dan kemarahan orang dewasa meningkat dan ini berdampak buruk bagi anak-anak. - ilustrasi

BANDUNG (Kontroversinews.com) – Sebagian besar orangtua pasti pernah memarahi anak-anaknya dengan cara berteriak jika perilaku mereka menyebalkan atau susah diatur. Namun demikian, berteriak marah sebenarnya kurang efektif untuk mengubah perilaku anak.

Malah, berteriak marah juga menimbulkan efek yang kurang baik pada otak anak-anak. Menurut penelitian yang dilakukan di University of Montreal dan CHU Sainte Justine Research Centre bersama dengan tim peneliti dari Stanford University, ditemukan adanya hubungan antara frekuensi pola ibu berteriak dengan ukuran otak anaknya.

Melansir dari Kompas, mereka mengungkapkan, bahwa bentuk pola pengasuhan yang keras seperti berteriak dapat membahayakan perkembangan otak anak-anak. Dalam penelitian sebelumnya, para peneliti sebenarnya sudah melihat efek berteriak pada otak anak.

Tetapi dengan penelitian terbaru ini mereka menjadi lebih tahu kalau hal itu dapat memengaruhi struktur dan bentuk otak anak secara signifikan. Disebutkan, seorang anak yang sering mendengar teriakan dari orangtuanya akan mengalami penyusutan ukuran otak hingga mereka mencapai usia remaja. Studi tersebut menggunakan data dari anak-anak yang dipantau sejak mereka lahir di awal tahun 2000-an.

Para ahli memperhatikan pola pengasuhan dan tingkat kecemasan anak setiap tahun dalam rentang usia anak  antara 2-9 tahun. Kemudian anak-anak dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan paparan terhadap pola pengasuhan yang kasar dengan teriakan. Mereka juga mengambil anak-anak yang sama ini ketika berusia antara 12-16 tahun dan menyelesaikan MRI untuk melihat struktur otak anak tersebut.

Hasilnya, anak-anak yang sering terpapar oleh teriakan dengan intensitas yang tinggi memiliki ukuran otak yang lebih kecil daripada anak-anak yang tidak terpapar. Ini sekaligus menjadi studi pertama yang menemukan hubungan langsung antara pola pengasuhan yang keras dengan kecemasan anak-anak dan anatomi fisik otak mereka, terutama pada bagian otak.***AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *