Kab. Bandung | Kontroversinews.-Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, menurut Asep Suryadi, Camat Pameungpeuk Kabupaten Bandung, Senin, 30/4 lalu, di ruang kerjanya, terkadang dilematis pada penerapannya. Kita hanya bisa mengarahkan dan memberikan informasi tentang bagaimana dampak dari pembuangan sampah sembarangan. Selanjutnya kita mencoba menuntun mereka mengenai beberapa manfaat dari sampah yang bernilai ekonomis. Tujuannya agar mereka bisa memilah dari sampah tersebut hingga bisa mengurangi jumlah tumpukkan sampah.
Salah satu kendala yang dihadapi Asep, merubah kebiasaan yang ada untuk berprilaku hidup bersih. Konsrkuensinya kita sendiri harus siap dengan segala kemungkinannya. Upaya yang dilakukan Asep dengan mengaktifkan Bank Sampah di 6 (enam) Desa. Dengan keterlibatan Kepala Desa maka persoalan sampah diharapkan bisa tertanggulangi dengan baik.
“Alhamdulillah, sedikit demi sedikit masyarakat bisa sadar sampah. Dan jumlah sampah sekarang ini tidak lagi bertumpuk seperti tahun-tahun kemarin. Semua ini berkat terjalinnya komunikasi yang harmonis antar semua pihak. Terutama masyarakat yang memangĀ menginginkan hidup bersih serta lingkungan sehat,” tutur Asep.
Upaya lain yang dilakukan Kecamatan Pameungpeuk di dalam penanggulangan sampah, yaitu dengan melakukan koordinasi dan sosialisasi ke sekolah-sekolah dilingkungannya. Dari sekian sekolah yang ada, diakui Asep, lebih bagus dilakukan kepada anak-anak PAUD dan Sekolah Dasar. Penerapan disiplin untuk hidup bersih dengan tidak membuang sampah sembarangannya, akan tumbuh pada prilakunya sehari-hari. Jelas peran guru-guru pun sangat dibutuhkan sebagai penuntun dan suri tauladan bagi mereka.
Sebenarnya untuk menjaga kebersihan agar lingkungannya sehat bermuara pada diri sendiri. Secara psikologis kebiasaan tersebut tumbuh berkembang karena kita selalu berprilaku instan dalam bersikap. Tak jarang saat diarahkan muncul keegoannya dengan alasan tidak mau di atur. Itu cermin sosial kehidupan masyarakat yang harus kita sikapi dengan bijak.
“Intinya setiap permasalahan itu ada di diri kita sendiri. Untuk merubahnya pun tergantung pada diri kita. Apakah kita akan terus berprilaku demikian atau sebaliknya sadar dengan segera berbenah diri,” tutur Asep. (Ki Agus N. Fattah).