Medan | Kontroversinews.-Tidak hanya makhluk hidup yang punya jenis kelamin. Alat musik juga. Contohnya kecap, salah satu instrumen musik tradisi Batak Toba yang memiliki dua senar.
Dalam bahasa Batak Toba disebut hasapi. Di Karo ia disebut kulcapi. Di Simalungun disebut husapi. Perbedaan di antaranya hanya ada di pakem dan teknik permainan.
Uniknya, kecapi juga dibedakan atas dua jenis kelamin. Para pemusik sering menyebutnya “jantan” dan “betina”. Kecapi “jantan” berfungsi untuk memainkan melodi sedangkan yang betina berfungsi untuk menjaga ritme bersama dengan esek. Selain itu masing-masing punya stem tersendiri.
Dalam ensamble gondang hasapi, kecapi “jantan” adalah pembawa melodi bersama dengan sulim (seruling) dan garantung.
Jika kecapi “jantan” lincah maka kecapi “betina” lebih pasif. Perpaduan keduanya menghasilkan instrumen musik senar yang harmonis.
“Kecapi ‘jantan’ dan ‘betina’ itu hanya istilah. Dua-duanya sama-sama penting,” jelas salah seorang pemusik tradisi Batak Toba, Lintong Naibaho kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (15/2/2018).
Lebih jauh pentolan grup musik Sahata ini menjelaskan, tradisi bermain kecapi sudah ada sejak lama dalam masyarakat Batak Toba. Diperkirakan ia berasal dari Eropa yang kemudian diadopsi ke dalam ciri dan kebutuhan bermusik masyarakat Batak Toba.
“Mungkin konsepnya sama seperti duo gitar. Ada yang bermain melodi yang satu lagi rhytim,” tuturnya.
Salah satu legenda kecapi di musik Batak Toba adalah Sarikawan Sitohang yang beberapa waktu lalu meninggal dunia. Ia adalah partner sekaligus saudara dewa sulim, Marsius Sitohang.