Peran Penting China Untuk Pemerintahan Taliban

- Pewarta

Rabu, 15 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Taliban-ilustrasi-(Foto: AFP)

Taliban-ilustrasi-(Foto: AFP)

Kontroversinews.com – Bagi banyak negara, menjalin hubungan dengan Taliban merupakan hal yang memalukan untuk saat ini. Namun, kelompok tersebut punya keterkaitan dengan Arab Saudi dan sejumlah negara Teluk, meski tidak seberapa dekat.

Negara yang menjalin hubungan paling dekat dengan Taliban adalah China, yang tidak menunjukkan tanda malu-malu sama sekali. Ketika banyak penduduk Afghanistan mencoba meninggalkan negara mereka, ekonomi Afghanistan tampak akan ambruk seperti terjadi saat Taliban terakhir berkuasa pada 1996-2001.

Karena itu sokongan ekonomi dari China akan diperlukan guna menopang Afghanistan. Bagi China, pemberian sokongan itu akan membuat Beijing dapat mengendalikan kebijakan Taliban.

Kita juga dapat meyakini bahwa Taliban tidak akan menentang China pada topik-topik sensitif seperti perlakuan terhadap umat Muslim dan etnis Uighur.

Pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban merupakan malapetaka bagi Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan negara-negara lain yang membantu Afghanistan selama 20 tahun terakhir. Hal ini juga membuat kebijakan India terhadap Afghanistan mandek total.

MElansir dari Detikcom, India menyuntikkan dana besar dan mendatangkan banyak ahli ke Afghanistan. Berkat hal itu, India punya pengaruh terhadap pemerintahan Hamid Karzai dan Ashraf Ghani yang memandang India sebagai penyeimbang pada Pakistan. Semuanya kini selesai.

Terakhir kali Taliban berkuasa, mereka dianggap sebagai pariah di antara komunitas internasional. Ekonomi Afghanistan sangat berantakan sampai pada 2001 tidak ada uang untuk membeli bahan bakar minyak. Mobil-mobil yang jumlahnya tak seberapa banyak dibiarkan telantar di pinggir jalan.

Sebagian besar orang tidak mampu membeli generator, sedangkan pemadaman listrik kerap terjadi. Jalan-jalan gelap dan sunyi saat malam, dan pada siang hari penduduk banyak memilih berada di dalam rumah karena takut pada Taliban.

Apakah itu semua akan terulang?

Jawabannya tergantung pada China. Jika Beijing memutuskan bahwa Tiongkok akan mendapatkan manfaat ekonomi dan politik yang mumpuni, maka Taliban akan diangkat dari keterpurukan. Jika tidak, Taliban akan dibiarkan berusaha sendiri.***AS

Berita Terkait

Rusia Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan PDB 2025 Sebesar 2,5 Persen
Keluarga PMI yang Meninggal di Kamboja Lapor ke Polda Metro Jaya
2.273 Warga Terdampak Gempa Myanmar Manfaatkan Layanan Medis Indonesia
Presiden Prabowo Ingin RI Belajar Teknologi Pertanian Yordania
RI, Turki Teken 3 MoU Bidang Kedaruratan, Kebudayaan, dan Komunikasi
Trump Tunda Pemblokiran TikTok, Beri Perpanjangan waktu 75 hari
Ikuti Maraton Liuzhou, Mahasiswa Indonesia Berbagi Kesan Tentang China
SAR Malaysia Selamatkan Korban Gempa Myanmar Terperangkap Enam Hari
Tag :

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 11:43

Rusia Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan PDB 2025 Sebesar 2,5 Persen

Jumat, 18 April 2025 - 15:57

Keluarga PMI yang Meninggal di Kamboja Lapor ke Polda Metro Jaya

Kamis, 17 April 2025 - 10:36

2.273 Warga Terdampak Gempa Myanmar Manfaatkan Layanan Medis Indonesia

Selasa, 15 April 2025 - 09:32

Presiden Prabowo Ingin RI Belajar Teknologi Pertanian Yordania

Jumat, 11 April 2025 - 09:51

RI, Turki Teken 3 MoU Bidang Kedaruratan, Kebudayaan, dan Komunikasi

Berita Terbaru