Pelaku Pembunuh Berantai Dibebaskan dari Penjara karena Berperilaku Baik, 350 Orang Telah Dibunuh

- Pewarta

Senin, 28 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pedro Lopez killed. (Supplied)

Pedro Lopez killed. (Supplied)

KOLOMBIA (Kontroversinews.com) – Lokasi salah satu Pembunuhan berantai paling produktif di dunia tetap menjadi misteri- 43 tahun setelah kejahatannya yang mengerikan dilakukan.

Pembunuh dan pemerkosa anak Pedro Lopez, yang dikenal sebagai “The Monster of the Andes”, menargetkan gadis-gadis muda antara usia 8 dan 12 di Kolombia pada 1970-an.

Dia ditangkap pada tahun 1980 dan dihukum karena membunuh 110 orang, tetapi mengakui pembunuhan sebanyak 350 orang – dan telah dikaitkan dengan setidaknya satu pembunuhan lain setelah pembebasannya.

Lopez mengatakan dia membunuh tiga gadis muda seminggu di negara asalnya, Peru dan Ekuador pada puncak pembunuhan berantai yang bejat.

Dia telah memulai pembunuhan besar-besaran pada tahun 1969 setelah bertugas di penjara karena pencurian mobil.

Serangan pertamanya terjadi di dua pria yang dia klaim telah memperkosanya saat dia berada di penjara.

Lopez membunuh penyerangnya dengan pisau darurat. Sejak saat itu, dia selalu ‘haus darah’ dan terus melakukan pembunuhan.

Tetapi setelah pembunuhan pertamanya, Lopez mulai mencari gadis-gadis muda, biasanya dari latar belakang miskin.

Dia menculik dan memperkosa mereka, lalu mencekik mereka sampai mati.

Pada tahun 1980 ia mengakui kejahatannya kepada polisi yang menolak untuk mempercayainya sampai banjir bandang membongkar kuburan massal yang berisi banyak korbannya.

Berita Terkait

Rusia Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan PDB 2025 Sebesar 2,5 Persen
Keluarga PMI yang Meninggal di Kamboja Lapor ke Polda Metro Jaya
2.273 Warga Terdampak Gempa Myanmar Manfaatkan Layanan Medis Indonesia
Presiden Prabowo Ingin RI Belajar Teknologi Pertanian Yordania
RI, Turki Teken 3 MoU Bidang Kedaruratan, Kebudayaan, dan Komunikasi
Trump Tunda Pemblokiran TikTok, Beri Perpanjangan waktu 75 hari
Ikuti Maraton Liuzhou, Mahasiswa Indonesia Berbagi Kesan Tentang China
SAR Malaysia Selamatkan Korban Gempa Myanmar Terperangkap Enam Hari

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 11:43

Rusia Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan PDB 2025 Sebesar 2,5 Persen

Jumat, 18 April 2025 - 15:57

Keluarga PMI yang Meninggal di Kamboja Lapor ke Polda Metro Jaya

Kamis, 17 April 2025 - 10:36

2.273 Warga Terdampak Gempa Myanmar Manfaatkan Layanan Medis Indonesia

Selasa, 15 April 2025 - 09:32

Presiden Prabowo Ingin RI Belajar Teknologi Pertanian Yordania

Jumat, 11 April 2025 - 09:51

RI, Turki Teken 3 MoU Bidang Kedaruratan, Kebudayaan, dan Komunikasi

Berita Terbaru

Nasional

Kasus Kredit KUR BRI di Kuningan Berpotensi “Fraud”

Jumat, 27 Jun 2025 - 20:31