Lebih Dari 183 Orang Telah Tewas Oleh Demonstrasi Antikudeta di Myanmar

- Pewarta

Selasa, 16 Maret 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto: AFP/YE AUNG THU)

(Foto: AFP/YE AUNG THU)

Myanmar (Kontroversinews.com) – Lebih dari 183 orang telah tewas oleh pasukan keamanan dalam beberapa pekan demonstrasi memprotes kudeta militer di Myanmar, kata kelompok aktivis. Negara-negara dunia dan organisasi Internasional semakin keras menyuarakan kecaman dan desakan agar kekerasan di Myanmar segera dihentikan.

Jumlah masyarakat sipil yang tewas di Myanmar terus bertambah sejak kudeta militer 1 Februari. Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan setidaknya 183 orang tewas oleh pasukan keamanan dalam beberapa pekan terakhir.

Dalam unjuk rasa menentang kudeta pada Ahad kemarin 74 orang tewas. Keesokan harinya 20 demonstran Myanmar meninggal dunia.

Padahal jumlah korban meninggal per Senin, 15 Maret menyentuh angka 126 orang, menurut laporan Reuters.

“Kami mengecam kebrutalan yang terus berlanjut ini. Secara pribadi, saya juga mendengar keterangan dari para nara sumber di Myanmar soal pembunuhan, penganiayaan, serta penyiksaan terhadap para tahanan politik,” ujar Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener.

Burgener berkata, jika kudeta di Myanmar tak segera diakhiri, maka negara tersebut akan kian jatuh. Di sisi lain, juga mempersulit prospek untuk kedamaian dan stabilitas. Oleh karenanya, ia memohon kepada komunitas internasional untuk mengupayakan langkah-langkah multilateral untuk mendesak Militer Myanmar mengakhiri kudetanya.

Dikutip dari Tempo, Duta Besar Inggris di Myanmar, Dan Chugg, mendukung apa yang dikatakan oleh Burgener. Chugg mengaku terheran-heran melihat Militer Myanmar begitu mudahnya menggunakan kekerasan untuk merespon aksi demonstran penentang kudeta.

“Kami mendesak untuk segera dilakukannya gencatan senjata atas kekerasan yang terus terjadi ini. Selain itu, kami juga meminta Militer Myanmar untuk segera mengembalikan pemerintahan yang telah dipilih secara demokratis oleh warga,” ujar Chugg menegaskan.***AS

Berita Terkait

Rusia Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan PDB 2025 Sebesar 2,5 Persen
Keluarga PMI yang Meninggal di Kamboja Lapor ke Polda Metro Jaya
2.273 Warga Terdampak Gempa Myanmar Manfaatkan Layanan Medis Indonesia
Presiden Prabowo Ingin RI Belajar Teknologi Pertanian Yordania
RI, Turki Teken 3 MoU Bidang Kedaruratan, Kebudayaan, dan Komunikasi
Trump Tunda Pemblokiran TikTok, Beri Perpanjangan waktu 75 hari
Ikuti Maraton Liuzhou, Mahasiswa Indonesia Berbagi Kesan Tentang China
SAR Malaysia Selamatkan Korban Gempa Myanmar Terperangkap Enam Hari

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 11:43

Rusia Pertahankan Proyeksi Pertumbuhan PDB 2025 Sebesar 2,5 Persen

Jumat, 18 April 2025 - 15:57

Keluarga PMI yang Meninggal di Kamboja Lapor ke Polda Metro Jaya

Kamis, 17 April 2025 - 10:36

2.273 Warga Terdampak Gempa Myanmar Manfaatkan Layanan Medis Indonesia

Selasa, 15 April 2025 - 09:32

Presiden Prabowo Ingin RI Belajar Teknologi Pertanian Yordania

Jumat, 11 April 2025 - 09:51

RI, Turki Teken 3 MoU Bidang Kedaruratan, Kebudayaan, dan Komunikasi

Berita Terbaru