Cecep Hidayat: Penyandang Disabilitas Juga Perlu Belajar Ilmu Keterampilan

- Pewarta

Selasa, 19 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BELAJAR : Sejumlah penyandang diisabiltas saat tengah mengikuti proses belajar di Yayasan Hidayah Kp. Cibisoro RT 02/16 Desa Bojongsari Kec. Bojongsoang Kab. Bandung.

BELAJAR : Sejumlah penyandang diisabiltas saat tengah mengikuti proses belajar di Yayasan Hidayah Kp. Cibisoro RT 02/16 Desa Bojongsari Kec. Bojongsoang Kab. Bandung.

SOREANG  | Kontroversinews – Yayasan Hidayah Kp. Cibisoro RT 02/16 Desa Bojongsari Kec. Bojongsoang Kab. Bandung. berikan pembelajaran ilmu pengetahuan dan ilmu keterampilan kepada anak-anak penyandang disabilitas. Dalam kegiatan belajarnya, tidak ada biaya yang dibebankan kepada para siswanya.

Ketua Yayasan Hidayah, Cecep Hidayat, S.Sos, S.Pd, MT., mengatakan bahwa pemberian ilmu keterampilan bagi para penyadang disablitas, sama pentingnya dengan memberikan pembelajaran tentang ilmu pengetahuan.

Menurutnya, dengan memberikan pembelajaran ilmu keterampilan, maka bisa mengasah otak dari siswa penyandang disabilitas. Di Yayasan Hidayah, para siswa penyandang disabilitas diberikan ilmu keterampilan tentang bertani dan ternak ikan lele.

“Siswa di yayasan kami, ada yang penyandang tuna netra, dan ada siswa yang tubuhnya tidak bisa bergerak, sehingga harus menggunakan kursi roda. Kami menyediakan kursi roda untuk para siswa,” kata Cecep saat ditemui halaman Kantor Disdik Komplek Pemkab. Bandung di Soreang, Selasa (19/5).

Siswa di Yayasan Hidayah tidak hanya belajar formal , tetapi juga di kenalkan untuk belajar usaha ternak ikan lele .

Adapun kendala dalam memberikan pembelajaran untuk penyandang disabilitas justru datang dari masyarakat karena belum paham. Terkadang, ada masyarakat yang pertama kali bertemu dengan penyandang disabilitas, masyarakat tersebut menganggapnya gangguan jiwa. Berdasarkan pengalaman, Cecep bercerita bahwa pernah ada kakak dari siswa sekolah luar biasa, yang tidak terima adiknya tersebut mengikuti pendidikan sekolah luar biasa.


Cecep Hidayat, S.Sos, S.Pd, MT

“Selain itu, juga ada salah seorang siswa yang tidak diperkenankan mengikuti pembelajaran di sekolah luar biasa, tetapi setelah ditelurusi, anak tersebut ternyata dipekerjakan di daerah Lembang sebagai pembantu rumah tangga,” tutur Cecep.

Untuk membantu para siswanya agar tetap bisa belajar, tak jarang Cecep sering mengadakan pengumpulan dana agar bisa membantu siswanya tersebut. Kebanyakan peserta, lanjut Cecep, adalah anak yang orang tuanya memiliki kesulitan ekonomi, sehingga pihaknya menggratiskan biaya pendidikannya, meskipum dalam menjalankan Yayasan Hidayah ini, Cecep mengeluarkan biaya secara mandiri. Tidak adanya bantuan dari pemerintah dikarenakan Yayasan Hidayah masih berstatus non formal. Jika sekolah luar biasa ingin mendapatkan bantuan dari pemerintah, maka harus berstatus sekolah formal.

“Meskipun tidak ada bantuan dari pemerintah, yayasan ini tetap berjalan. Tetapi, kita pernah dapat bantuan dari PT. Pertamina berupa mobil untuk antar jemput serta peralatan sekolah” ujar Cecep.

Masih kata Cecep , Guru dari sekolah luar biasa di Yayasan Hidayah, mayoritas adalah sukarelawan. Jadi, para guru tersebut tidak menuntut gaji. Meskipun demikian, pihaknya tetap memberikan gaji sesuai kemampuan Yayasan. Pada mulanya, Yayasan Hidayah adalah yayasan yang menyediakan sekolah kesetaraan PKBM yakni Paket A,B dan C atau setara tingkat SD, SMP, dan SMA. Dalam mendapatkan peserta didik, Yayasan Hidayah, biasanya melakukan penyisiran hingga ke tingkat RT. Dalam proses penyisiran tersebut, pihaknya menemukan penyadang disabilitas dibeberapa desa. Oleh karena itu, Cecep termotivasi untuk membuka layanan pendidikan luar biasa, yaitu sejak tahun 2016, dengan siswa sebanyak 45 orang.

“Ada sepuluh guru yang mengajar di sekolah luar biasa. Biasanya para guru menjemput peserta didiknya. Masing-masing guru biasanya menjemput dan mengantar tiga orang anak untuk belajar ke sekolah,” pungkas Cecep. (Lily Setiadarma)

Berita Terkait

Pendidikan Politik Bagi Pelajar, Tumbuhkan Generasi Kritis dan Berintegritas
Sekdis Disdik Jabar Tegas: Kepala Sekolah Penyimpang Dana BOS Akan Ditindak
Wakil Bupati Hadiri Peresmian PAUD KB Karangkamulyan, Dukung Pendidikan Anak Usia Dini
SPMB SMPN 1 Ciwidey 2025: 460 Siswa Diterima dari Kuota 484 Kursi
BMPS Kabupaten Bandung Protes Kebijakan SPMB: Sekolah Swasta Terancam Mati
Meriahkan Perpisahan, SMPN 1 Ciwidey Sajikan Ragam Budaya Lewat Gelar Karya P5
Meluruskan Fakta : Edukasi Publik atas Status Organisasi PWI dan Klaim Kepemimpinan
Ratusan Guru TK Antusias Ikuti Forest Fun, Bangun Karakter Pendidik Anak Usia Dini

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 19:37

Pendidikan Politik Bagi Pelajar, Tumbuhkan Generasi Kritis dan Berintegritas

Kamis, 9 Oktober 2025 - 12:53

Sekdis Disdik Jabar Tegas: Kepala Sekolah Penyimpang Dana BOS Akan Ditindak

Rabu, 16 Juli 2025 - 16:38

Wakil Bupati Hadiri Peresmian PAUD KB Karangkamulyan, Dukung Pendidikan Anak Usia Dini

Minggu, 13 Juli 2025 - 13:42

SPMB SMPN 1 Ciwidey 2025: 460 Siswa Diterima dari Kuota 484 Kursi

Jumat, 4 Juli 2025 - 13:03

BMPS Kabupaten Bandung Protes Kebijakan SPMB: Sekolah Swasta Terancam Mati

Berita Terbaru