Perekonomian Afghanistan terpuruk sejak pengambilalihan kekuasaan Afghanistan. Hampir 80 persen dari anggaran pemerintah sebelum Taliban berkuasa berasal dari komunitas internasional. Sisa anggaran yang ada di Afghanistan kini digunakan untuk membiayai rumah sakit, sekolah, industri, serta membayar gaji pegawai negeri.
Buruknya kondisi keuangan pemerintah diperparah dengan pandemi Covid-19 serta kekurangan perawatan kesehatan, bencana,dan kekurangan gizi. Taliban berulangkali meminta masyarakat internasional untuk mencairkan dana yang dibekukan itu guna membantu mencegah bencana kemanusiaan. Afghanistan memiliki lebih dari 9 miliar dolar dana cadangan, termasuk lebih dari 7 miliar yang dibekukan di AS. Sisanya disimpan di Jerman, Uni Emirat Arab, Swiss, dan Qatar.