CIWIDEY || Kontroversinews — Sejumlah warga Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung mempertanyakan terkait pembuatan sertifikat tanah ( PTSL ) Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, yang merupakan bagian dari program Nawacita Presiden Joko Widodo, selama ini belum juga kunjung selesai. Padahal mereka sudah membayar lunas kepada pihak desa sebesar Rp 250 ribu.
Program PTSL ini, kata warga, belum dibagikan kepada warga hampir satu tahun atau sejak tahun 2019.
“Tidak tahu alasannya kenapa, tapi anehnya kalau di desa lain sudah beres, sudah di bagikan sertifikkat PTSL ini, di Desa Rawabogo masih banyak warga yang belum menerima,” kata salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui Rabu (22/10^2020).
Warga meminta pihak kecamatan dalam hal ini camat, agar turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Mengingat mereka sudah membayar untuk biaya sertifikat tersebut, bahkan melebihi tarif yang dikeluarkan BPN , seharusnya resi itu dikasihkan ke warga sebagai bukti . “Kami sudah melunasi sebesar Rp 250 ribu, sementara yang saya ketahui dari BPN hanya Rp 150 ribu,” ucap seorang warga.
Sementara Kepala Desa Rawabogo, Cecep A.Prawira, mengaku, kewajiban desa sudah melampirkan dan menyelesaikan dokumen program PTSL tersebut.
Untuk tahun 2019 Desa Rawabogo, kata Cecep, yang sudah masuk program PTSL viksnya mencapai 3250 bidang. Saat ini yang sudah dicetak sebanyak 1000 bidang.
“Yang sudah dibagikan sebelum covid sebanyak 750 bidang. Sedangkan sisnya sebanyak 250 lagi, karena covid maka dibagikan per orang untuk menghindari kerumunan,. Kemudian keterlamatan ini kami juga dapat informasi bahwa ada pegawai BPN yang pensiun ” papar Cecep saat ditemui wartawan di kantornya beberapa waktu lalu.
Cecep juga mengaku, bahwa masyarakat sudah melunasi biaya pembuatan sertifikat tersebut. Namun bagi yang belum selesai, Cecep berharap, bisa menanyakan langsung kepihak pengurus program PTSL. “Karena ada pengurusnya silahkan dicek, berapa yang sudah selesai, berapa yang masih diproses,” ucapnya.
“Kemarin juga ada tim ferivikasi dari BPN ke desa-desa untuk menggali informasi atas keterlambatan penyelesaian. Kalau dilihat justru desa lain, seperti Desa Nengkelan program PTSL tahun 2019.ini baru 250, jauh dengan Desa Rawabogo,” kata Cecep.
Cecep mengimbau, agar masyarakat yang belum menerima untuk bersabar, karena kerterlambatan buka hanya di desa.
“Saya dapat informasi dari pihak BPN bahwa akan diselesaikan pada Desember 2020, karena itu mohon bersabar lah,” pungkas Cecep ( Lily Setiadatma )