Ungkapan Seorang Sultan Dari Kreaton Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh Jaenuddin II Arianatareja

- Pewarta

Rabu, 7 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kuningan (Kontroversinews).-Pada awal Kemerdekaan Indonesia,muncul kritik dari beberapa Kesultanan dan Kerajaan,terkait posisi mereka dalam negara baru.

Dimasa kini salah satu pernyataan tajam datang dari Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon,yaitu Sultan Sepuh Jaenuddin II Arianatareja.

Yang mengungkapkan rasa kecewa terhadap Pemerintah Republik Indonesian,dalam kritikanya Sultan menyoroti bahwa jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI)berdiri.Kesultanan dan Kerajaan telah menjadi ujung tombak dalam melindungi Nusantara dari penjajahan orang asing.

Sultan menegaskan bahwa Kesultanan dan Kerajaan telah memainkan peran vital dalam mempertahankan tanah air,menjaga kedaulatan, dan melestarikan budaya serta tradisi Indonesia.

Mereka tidak hanya sebagai simbol kekuasaan lokal tetapi juga sebagai benteng pertahanan yang kuat melawan invasi asing selama berabad abad.

Namun.Sultan merasa bahwa setelah kemerdekaan,peran dan kontribusi mereka seolah olah di abaikan,keberadaan mereka dalam struktur negara baru tidak di anggap penting,dan hal ini membuat mereka tidak di hargai.

Kritik Sultan terhadap Pemerintah Republik Indonesia sangat tajam,mengingatkan bahwa meskipun Negara ini sekarang berbentuk Republik,sejarah dan perjuangan panjang Kesultanan dan Kerajaan seharusnya tidak di lupakan.

Kesultanan dan Kerajaan telah berjuang mempertaruhkan nyawa dan harta benda mereka untuk melindungi tanah air kita dari penjajahan asing.

Namun kini setelah kemerdekaan,kami di perlakukan seolah olah tidak berarti,apakah ini balasan yang pantas untuk para pendahulu kita yang telah mempertahankan Nusantara??????

Mereka harus menghadapi kenyataan bahwa Integritas Kesultanan dan Kerajaan dalam negara baru perlu di tinjau kembali dengan lebih bijaksana dan menghargai kontribusi sejarah mereka.

Narasi ini menggaris bawahi pentingnya menghormati dan menghargai semua elemen yang telah berkontribusi dalam kemerdekaan dan pembangunan Negara,termasuk kesultanan dan Kerajaan yang telah menjadi bagian integral dari sejarah panjang Indonesia. ***

Berita Terkait

Sebagian Jalur Nagreg Diberlakukan Lajur 3:1 Akomodir Pemudik
Peringati Nuzulul Quran, Sejumlah Ormas se-Kab Bandung Ikuti Cerdas Cermat Al Quran
Apresiasi dan Bonus Fantastis Rp6,5 Miliar dari Bupati Bandung untuk Atlet dan Pelatih Peraih Medali PON XXI dan Peparnas Aceh-Sumut 2024
PKBM MAHARANI Sangat Membantu Masyarakat Yang Putus Sekolah
Tugu Bersejarah di Pasirjambu Dibiarkan Terbengkalai
Anggaran Dana Desa Padarek tahun 2024 Layak di Bidik APH Di Duga Bermasalah
Uang Muka Rp. 250 Juta Untuk Pembelian Tanah Titisara Desa Mertapada Kulon Dianggap Sudah Sesuai Aturan, Menuai Kontroversi
Proyek P3-AI di BBWS Cidanau Ciujung Cidurian Perlu Diusut tuntas, Diduga Banyak Masalah

Berita Terkait

Sabtu, 29 Maret 2025 - 21:53

Sebagian Jalur Nagreg Diberlakukan Lajur 3:1 Akomodir Pemudik

Minggu, 16 Maret 2025 - 20:44

Peringati Nuzulul Quran, Sejumlah Ormas se-Kab Bandung Ikuti Cerdas Cermat Al Quran

Minggu, 16 Februari 2025 - 11:29

Apresiasi dan Bonus Fantastis Rp6,5 Miliar dari Bupati Bandung untuk Atlet dan Pelatih Peraih Medali PON XXI dan Peparnas Aceh-Sumut 2024

Minggu, 9 Februari 2025 - 10:50

PKBM MAHARANI Sangat Membantu Masyarakat Yang Putus Sekolah

Sabtu, 18 Januari 2025 - 17:17

Tugu Bersejarah di Pasirjambu Dibiarkan Terbengkalai

Berita Terbaru

NUSANTARA

Tradisi “Katto Bokko” tak lekang zaman

Selasa, 1 Apr 2025 - 16:01

EKONOMI

Saatnya Dorong Kopi Bengkulu Jadi Primadona

Senin, 31 Mar 2025 - 13:37