Pertama, tes wawancara ditujukan untuk mengukur rasa cinta seseorang pada tanah air, kedua untuk mengukur jiwa kepemimpinan seseorang.
Dwi mengaku, banyak orang keliru mengartikan kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan selalu diartikan sebagai bos, pimpinan, atau petinggi sebuah perusahaan. Padahal, LPDP mencari seseorang berjiwa pemimpin yang bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk lingkungan dan sosialnya.
“Kepemimpinan itu harus dipahami tak harus ada di depan, tak harus jadi wali kota, jadi CEO gitu. Kami lihatnya Ki Hajar Dewantara yang jadi pemimpin bisa di tengah, bisa di belakang, tapi yang penting adalah dia punya kepercayaan diri kuat untuk mengubah sesuatu menjadi kebaikan,” jelas Dwi.
“Dia harus yakin bisa membawa perubahan untuk kebaikan, memberikan manfaat untuk bangsanya. Itu kualitas yang kita cari. Nanti akan dilihat dari proses interview,” tuturnya.
Sebagai informasi, pendaftaran LPDP tahap 1 dimulai sejak 4 Mei-1 Juni, sementara untuk pendaftaran tahap 2 akan dimulai pada 1 Agustus-8 September. Semangat para pengejar beasiswa!