CIWIDEY | Kontroversinews.-Sebagian juru parkir di perparkiran jalan Raya Bhayangkara, Ciwidey meminta perhatian dari jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung. Selama ini, mereka mengaku ditargetkan pendapatan yang besar. Namun, minim perhatian terhadap mereka dari pemerintah.
“Perparkiran sekarang sepi setelah pedagang dipindah dan lahan yang ada di bikin sarana lain, penghasilan pun menurun,” ujar salah seorang pelaksana parkir di Ciwidey, Apih Tatang (56) kepada kontroversinews.com, Senin (1/4).
Ia mengungkapkan, jika beberapa bulan terakhir raihan pendapatan bisa mencapai Rp 1.400.000. Saat ini pendapatan hanya sekitar Rp 1.100.000 dan jumlah tersebut merupakan yang diminta oleh Koordinator Parkir Ciwidey Ibu Meti , Dishub Kabupaten Bandung.
“Saya paling yang dibawa ke rumah Rp 40 ribu. Buat beli beras dan lainnya juga udah habis. Apalagi yang sangat ironis rekan kerja saya sakit cuma dikasih Rp 20 ribu,” katanya.
Senada dengan juru parkir di Jalan Bayangkara Ejeb (54), Dirinya mengaku sejak 30 tahun bekerja sebagai juru parkir dan bekerja dari pukul 07.00 Wib hingga 16.00 Wib. Penghasilan yang didapat sebesar Rp. 80 ribu per hari sementara setoran wajib disetor sebesar Rp. 45 ribu per hari, buat makan Ro. 10 ribu bersih yang dibbawa jerumah hanya Rp. 30 ribu, itu pun tergantung bahyaknya pengunjung. Ia pun berharap agar Dishub Kabupaten Bandung lebih memperhatikan para juru parkir yang ada di Kabupaten Bandung.
Pantauan dilapangan, kendaran yang parkir di Jalan Bayangkara tidak dikasih bukti parkir, sehingga tidak jalas legal formalnya. Terlebih Pemkab Bandung sendiri telah menghentikan penarikan retribusi Pasar dan Terminal Ciwidey sejak sengketa anatar PT. PCS dan Pemkab Bandung hingga saat ini masih belum jelas statusnya.
Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Koordinator Parkir Ciwidey yang menjabat sebagai staf Dishub Kabupaten Bandung, Meti tidak menjawab. (Lily Seriadarma)