Kontroversinews – Pada 4 Juli kemarin, di Jakarta tepatnya Mahaka Square Kelapa Gading, guru-guru Indonesia yang terwadahi dalam organ PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) tengah mengadakan Kongres XII organisasi secara marathon hingga tanggal 7 juli nanti.
Presiden RI Jokowi pun secara resmi rencananya akan hadir memberi sambutan pada malam nanti (5 juli) di forum normatif PGRI yang diadakan setiap 5 tahun sekali.
Moment resmi PGRI ini mempunyai beberapa agenda penting yang akan dibahas, untuk pedoman kerja organisasi 5 tehun ke depan, selain agenda pemilihan Ketua Umum PB-PGRI baru beserta jajarannya yang akan menakhodai organisasi berikutnya.
Kongres PGRI XII ini menjadi menarik karena secara historis PGRI yang berdiri sejak tahun 1945 bertepatan dengan berdirinya Republik Indonesia yg kita cintai ini, dalam agenda pemilihan Ketua Umum khususnya, prosea aklamasi umum terjadi. Pada Kongres kali ini, terlihat dinamika demokrasi dalam forum Kongres, salah satunya adalah telah beredar muncul 3 (tiga) figur yang sepertinya akan didorong menjadi kandidat Ketua Umum baru.
Sosok 3 (tiga) kandidat tersebut adalah Dr. M.Qudrat Nugraha, M.Sc., dimana beliau pada kepengurusan saat ini memangku posisi Sekretaris Jenderal PGRI, kemudian Dr. Agus Suradika, M.Pd., yang juga Ketua PGRI DKI Jakarta, sedangkan kandidat ke 3 yaitu PLT Ketua Umum itu sendiri, Prof.Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd., yang menjabat PLT Ketua Umum sejak tahun 2017.
Dengan anggota aktif mencapai lebih dari 2 juta orang, berikut amanah profesinya, organisasi PGRI secara faktual dapat dikatakan merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih PGRI yang lahir bersama spirit/semangat perjuangan kemerdekaan RI ini mempunyai _karakter juang_ sebagai mandat para pendiri.
Di samping itu, budaya paternalistik bangsa kita, serta profesi guru yang secara langsung berinteraksi dengan rakyat di seluruh daerah pada semua lapisan, menjadikan PGRI suatu organ yg mau tidak mau bermitra aktif dengan pemerintah.
Hal ini senada dengan yang disampaikan Sekjen PB-PGRI, Dr. M.Qudrat Nugraha ketika diminta tanggapan tentang PGRI dan kongresnya, _”Ya PGRI serta guru di seluruh Indonesia pada prinsipnya sadar bahwa profesi kami adalah pengabdian, organisasi kami berkarakter perjuangan, sehingga kemitraan dengan pemerintah rumusnya adalah keniscayaan atau keharusan.”_
Qudrat Nugraha juga menambahkan, _”Kami para guru ini kan yang berada di garis depan juga garis awal di tengah masyarakat dalam merepresentasi pemerintah untuk mendidik, mencerdaskan, bahkan juga mensukseskan program-program pemerintah.”_
Sedangkan mengenai Kongres PGRI XII saat ini M.Qudrat Nugraha hanya menyampaikan, _”In syaa Allah Presiden kita Bapak Joko Widodo akan hadir malam nanti. Selain sambutan tentunya, kami berharap ada wejangan-wejangan yang disampaikan pada kami. Kami juga mohon doa dari seluruh rakyat Indonesia agar acara ini dapat lancar terlaksana hingga akhir, serta dapat melahirkan Ketua Umum dan Pengurus Baru yang semakin baik ke depan, agar menjadi berkah bagi bangsa & khususnya dunia pendidikan kita,”_ ujarnya. (red)