Mengutip dari Detikcom, Iran juga diketahui mendukung kelompok-kelompok militan seperti pemberontak Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon untuk mendongkrak pengaruhnya dan melawan musuh-musuh regionalnya.Saat ditanya lebih lanjut soal kemungkinan pertemuan dengan Biden, Raisi dengan singkat menjawab: “Tidak.”
Pada Senin (21/6) waktu setempat, Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, menyatakan AS tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran atau ‘rencana apapun untuk bertemu di level pemimpin, jadi tidak jelas apakah ada yang berubah soal itu’.
Psaki menambahkan bahwa Biden memandang ‘pemimpin keputusan adalah pemimpin tertinggi’ di Iran. “Itulah perkaranya sebelum pemilu; itulah perkaranya saat ini; itu akan menjadi perkaranya ke depan,” sebutnya.
Diketahui bahwa perundingan tengah berlangsung di Wina, Austria, sejak April lalu, agar Iran dan AS bisa kembali pada kepatuhan yang menjadi komitmen kesepakatan nuklir tahun 2015. AS di bawah mantan Presiden Donald Trump meninggalkan kesepakatan itu dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi ke Iran. Iran kemudian melanggar batasan pengayaan uranium yang disepakati sebelumnya demi meminimalisir risiko pengembangan senjata nuklir.
Para pejabat Iran dan negara-negara Barat sama-sama menyebut Raisi tidak mungkin mengubah sikap negosiasi Iran dalam perundingan di Wina, karena Ayatollah Ali Khamenei sebagai pemimpin tertinggi Iran yang memiliki keputusan akhiri untuk semua kebijakan besar.***AS