KAB. BANDUNG ( Kontroversinews )- Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo meresmikan training center atau Pusat Pelatihan Atletik Pangalengan (PPAP) berstandar internasional, di Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Kamis (10/10/2024).
Saat peresmian, Menpora didampingi Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Luhut Binsar Panjaitan.
Ketum PB PASI menyebut PPAP ini dibangun di atas lahan 10 hektare milik PTPN, letaknya di ketinggian 1.500 di atas permukaan laut.
Luhut yang juga Menko Kemaritiman dan Investasi ini menyatakan impian PASI untuk memiliki pusat pelatihan selama berpuluh tahun, akhirnya terwujud dengan diresmikannya PPAP ini.
“Saat saya menjadi Ketum PB PASI, keinginan berdirinya pusat pelatihan atletik ini terhadang pandemi Covid. Tapi di benak saya dari dulu memang harus ada pusat pelatihan. Tanpa pusat pelatihan yang bagus, tidak mungkin kita melahirkan prestasi yang bagus,” kata Luhut.
Setelah disetujui Presiden Joko Widodo, PPAP itu sudah dirancang dan dibangun sampai tiga tahun. Sebelumnya PB PASI masih bergantung pada Stadion Madya di Sumatera Utara, yang polusi udaranya sudah jelek.
Dengan adanya PPAP ini Luhut pun berharap harus makin banyak event-event pertandingan rutin di daerah baik kabupaten atau provinsi.
“Tapi, saya terus terang agak kecewa karena pengda-pengda itu menurut saya kurang membuat event kejuaraan. Padahal kita siapkan dananya Rp100 juta tiap satu event total Rp9 miliar per tahun,” tukas Menko.
“Kalau kita membina event yang rutin, saya yakin prestasi di bawah 10 detik untuk 100 meter itu pasti bisa kita dapat,” imbuhnya.
PPAP ini dilengkapi fasilitas asrama, tempat gym, ada air panas, makan, tempat tidur, laundry yang bagus jadi kita bangun ekosistem.
“Jadi, tidak ada alasan kita tidak bisa melahirkan atlet atletik berkelas internasional, karena kita sudah punya Pusat Pelatihan Atletik berstandari internasional ini,” ucap Luhut.
Menurutnya, PASI punya prestasi yang tertinggi sepanjang sejarah pemecah 19 rekor PON dan sudah bertahan belasan tahun belum pernah dipecahkan.
“Untuk itu ke depan diharapkan dapat memecahkan rekor Asean, Asia, bahkan rekor dunia,” ujarnya.
Luhut menitipkan PPAP ini menjadi aset Kementerian Olahraga sehingga bisa mem-budget-kan berapa miliar untuk pemeliharaan kompleks PPAP ini setiap tahunnya.
“Saya juga titip para atlet berlatihlah dengan kencang. Pokoknya setiap kebutuhan kalian untuk membuat prestasi, pemerintah pasti dukung,” tandasnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo menyatakan, dengan diresmikannya PPAP merupakan langkah nyata menuju masa depan olahraga yang lebih gemilang bersama, khususnya di cabang olahraga atletik.
Kemenpora ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Ketum dan jajarang pengurus PB PASI atas inisiatif luar biasa ini.
“Pembangunan pusat pelatihan ini merupakan wujud nyata komitmen untuk menciptakan altet atlet unggul, tidak hanya untuk bersinar di panggung nasional, tapi juga mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional,” ucap Menpora.
Menpora mengakui, atletik merupakan salah satu cabang unggulan dalam Desain Besar Olahraga Nasional, dengan terus membina dan mencari atlet-atlet muda, yang akan menjadi kebanggaan bangsa di masa depan.
Menurut Dito, PPAP ini adalah landasan penting bagi upaya tersebut di mana para atlet muda akan ditempa, tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental untuk meraih kemenangan sejati.
“Kami yakin pusat perhatian ini akan melahirkan generasi atlet berprestasi, yang siap mengharumkan nama Indonesia di dunia,” ucap Dito.
PPAP ini bukan hanya sebuah fasilitas, kata Dito, tetapi sebuah harapan besar bagi kita semua agar pembinaan olahraga di Tanah Air semakin maju.
“Semoga para atlet yang berlatih di sini mampu mencapai prestasi tertinggi dan membanggakan bangsa. Tugas kita adalah memberikan mereka dukungan penuh, agar cita-cita besar mereka terwujud,” kata Dito.
Pihaknya juga mengucapkan banyak terima kasih ke Presiden Jokowi yang sudah selalu mendukung kemajuan olahraga, dengan memiliki pusat pelatihan yang bersandar internasional di lahan seluas 10 hektar.
“Kami berharap atletik ke depannya bisa berkontribusi banyak untuk Olimpiade di masa mendatang,” pungkas Dito.