Pemkab Bandung Tetapkan KLB, Kasus Tewasnya 10 Korban Miras

oleh
oleh

Kab Bandung | Kontroversinews.- Keputusan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung dengan menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap kasus tewasnya puluhan warga akibat minuman keras (miras) oplosan di Kecamatan Cicalengka, dinilai tepat.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengapresiasi respon cepat yang dilakukan Pemkab Bandung tersebut. Begitu pula dengan terus dilakukannya antisipasi mendasar dengan mengejar pelaku dan antisipasi kekhawatiran adanya kejadian susulan.

“Harus ada antisipasi umum se-Jabar bahkan se-Indonesia, agar kejadian ini tidak terus berulang. Saya prihatin. Di sisi lain mengapresiasi langkah dari Kabupaten Bandung yang merespon cepat dengan menyatakan KLB,” ujar Ahmad Heryawan saat ditemui usai acara silaturahmi Keluarga Besar Pendidikan Kabupaten Bandung di SMAN 1 Margahayu, Rabu (11/4).

Menurut pria yang akrab disapa Aher itu, ada perubahan pola terkait kejadian ini. Biasanya, kata dia, kasus korban miras oplosan terjadi di kawasan Pantura dan korbannya hanya satu sampai tiga orang saja.

“Namun, tiga tahun terakhir ini tiba-tiba bergeser. Sebelumnya terjadi di Sumedang dan Garut. Tahun lalu tidak ada kejadian, tiba-tiba sekarang di Bandung ini baru pertama kali. Jadi kita tidak bisa mengatakan ini gejala tahunan,” katanya.

Tentunya, antisipasi sesegera mungkin harus dilakukan karena khawatir ada kejadian susulan. Kemudian, perlu adanya penelusuran, jangan sampai dibelakangnya ada orang yang menyengaja.

“Perlu ada penegakan hukum. Sepakat tindakan kepolisian tegas dan memberikan sanksi tegas, supaya bisa menindak sampai ke akar masalahnya. Satu lagi yang jadi catatan kita, miras-miras itu biasanya ngoplos sendiri, tapi ini beli dengan kemasan sederhana,” imbuhnya.

Disinggung apakah kejadian ini membuat pemerintah dan aparat penegak hukum kecolongan, Aher enggan menyatakan ini sebagai kecolongan karena ini baru pertama kali terjadi di Kabupaten Bandung, dengan jumlah korban yang banyak.

“Kami mengajak semua pihak untuk mengawasi generasi muda kita, terutama mulai dari sekolah. Orang tua juga harus terus mengawasi anaknya dengan baik. Kemudian masyarakat sosial pun harus sangat peka dengan gejala-gejala seperti ini,” ujarnya. (Lily Setiadarma)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *