Pemkab Bandung Tetapkan KLB, Kasus Tewasnya 10 Korban Miras

- Pewarta

Kamis, 12 April 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kab Bandung | Kontroversinews.- Keputusan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung dengan menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap kasus tewasnya puluhan warga akibat minuman keras (miras) oplosan di Kecamatan Cicalengka, dinilai tepat.

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan mengapresiasi respon cepat yang dilakukan Pemkab Bandung tersebut. Begitu pula dengan terus dilakukannya antisipasi mendasar dengan mengejar pelaku dan antisipasi kekhawatiran adanya kejadian susulan.

“Harus ada antisipasi umum se-Jabar bahkan se-Indonesia, agar kejadian ini tidak terus berulang. Saya prihatin. Di sisi lain mengapresiasi langkah dari Kabupaten Bandung yang merespon cepat dengan menyatakan KLB,” ujar Ahmad Heryawan saat ditemui usai acara silaturahmi Keluarga Besar Pendidikan Kabupaten Bandung di SMAN 1 Margahayu, Rabu (11/4).

Menurut pria yang akrab disapa Aher itu, ada perubahan pola terkait kejadian ini. Biasanya, kata dia, kasus korban miras oplosan terjadi di kawasan Pantura dan korbannya hanya satu sampai tiga orang saja.

“Namun, tiga tahun terakhir ini tiba-tiba bergeser. Sebelumnya terjadi di Sumedang dan Garut. Tahun lalu tidak ada kejadian, tiba-tiba sekarang di Bandung ini baru pertama kali. Jadi kita tidak bisa mengatakan ini gejala tahunan,” katanya.

Tentunya, antisipasi sesegera mungkin harus dilakukan karena khawatir ada kejadian susulan. Kemudian, perlu adanya penelusuran, jangan sampai dibelakangnya ada orang yang menyengaja.

“Perlu ada penegakan hukum. Sepakat tindakan kepolisian tegas dan memberikan sanksi tegas, supaya bisa menindak sampai ke akar masalahnya. Satu lagi yang jadi catatan kita, miras-miras itu biasanya ngoplos sendiri, tapi ini beli dengan kemasan sederhana,” imbuhnya.

Disinggung apakah kejadian ini membuat pemerintah dan aparat penegak hukum kecolongan, Aher enggan menyatakan ini sebagai kecolongan karena ini baru pertama kali terjadi di Kabupaten Bandung, dengan jumlah korban yang banyak.

“Kami mengajak semua pihak untuk mengawasi generasi muda kita, terutama mulai dari sekolah. Orang tua juga harus terus mengawasi anaknya dengan baik. Kemudian masyarakat sosial pun harus sangat peka dengan gejala-gejala seperti ini,” ujarnya. (Lily Setiadarma)

Berita Terkait

LPKN Soroti Dugaan Ketidaksesuaian Pelaksanaan Revitalisasi PKBM Atta Awun
SMSI Gelar Jumat Berkah, Bagikan 50 Paket Lebih Nasi Padang Ke Dhuafa, Ojeg dan Penjaga Perlintasan Rel Kereta Api
Proyek Hotmix di RW 05 Desa Pangguh Diduga Bermasalah
Dadang Supriatna Tuai Pujian, Program MBG Bandung Dianggap Sukses
Dugaan Monopoli Revitalisasi di SMAN 1 Asjap, Kepala Sekolah Bungkam Saat Diminta Klarifikasi
KARNAVAL BUDAYA HARUS SESUAI INSTRUKSI KEMENDAGRI
Lurah Panjunan dan BNI Kota Cirebon Bekerja Sama Melaksanakan Giat Pembuatan Kartu ATM Multi fungsi
PT. BRI Menjadi Kewaspadaan Bagi Nasabah

Berita Terkait

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 15:04

LPKN Soroti Dugaan Ketidaksesuaian Pelaksanaan Revitalisasi PKBM Atta Awun

Jumat, 3 Oktober 2025 - 17:45

SMSI Gelar Jumat Berkah, Bagikan 50 Paket Lebih Nasi Padang Ke Dhuafa, Ojeg dan Penjaga Perlintasan Rel Kereta Api

Jumat, 3 Oktober 2025 - 17:41

Proyek Hotmix di RW 05 Desa Pangguh Diduga Bermasalah

Jumat, 3 Oktober 2025 - 15:21

Dadang Supriatna Tuai Pujian, Program MBG Bandung Dianggap Sukses

Jumat, 3 Oktober 2025 - 13:45

Dugaan Monopoli Revitalisasi di SMAN 1 Asjap, Kepala Sekolah Bungkam Saat Diminta Klarifikasi

Berita Terbaru

REGIONAL

Proyek Hotmix di RW 05 Desa Pangguh Diduga Bermasalah

Jumat, 3 Okt 2025 - 17:41