Pemerintah Samosir Bentuk Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Tanggulangi VIRUS ASF dan HOG CHOLERA .

oleh
oleh

Samosir | Kontroversinews.-Pemkab Samosir melakukan kordinasi penanggulangan penyebaran virus ASF dan Hog Cholera yang sedang terjadi di beberapa kecamatan Samosir, bertempat di Aula Dinas Pertanian kab. Samosir hari Selasa, 19/11/2019.

H. Napitupulu, Kabid Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara, memaparkan langkah-langkah yang sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk menghentikan penyebaran virus ASF dan Hog Cholera serta penanggulangan bangkai-bangkai babi yang dibuang peternak di sungai, danau, dan tempat pembuangan sampah.

Kadis Pertanian Samosir, Victor Sitinjak telah menyusun kerangka kerja praktis yang dikerjakan oleh tim URC di setiap posko-posko yang ada di kecamatan. Tim URC yang dibentuk terdiri dari unsur TNI/Polri, SKPD, dan para camat se-Kabupaten Samosir. “Kordinasi lintas sektoral secara terpadu diperlukan untuk berhasilnya penanggulangan penyebaran virus ASF dan Hog Cholera ini,” ungkap Viktor Sitinjak.

Selanjutnya Rabu 20/11/2019, Tim Posko Pangururan dipimpin Camat Pangururan akan melaksanakan pengawasan ternak babi dari luar Samosir yang masuk ke Onan Pangururan.

Harapannya, kegiatan ini mendapatkan data lapangan secara nyata dan mengantisipasi hal-hal teknis di lapangan.

Asisten II, Saul Situmorang, menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Samosir serius dalam menanggulangi penyebaran virus ASF dan Hog Cholera melalui kordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk menyiapkan lobang penguburan bangkai ternak babi pada titik yang ditentukan.

Dinas Lingkungan Hidup menyisir tempat-tempat bangkai babi serta mengangkutnya ke tempat penanaman bangkai.

Dinas Pertanian mengkordinasikan pencegahan penyebaran dan dukungan Satpol PP serta TNI/Polri membantu tim URC bergerak cepat mengawasi pintu-pintu masuk perdagangan ternak babi ke Samosir.

Kecamatan yang sudah terkena wabah ini yaitu Pangururan, Simanindo, Harian, Palipi, dan Sianjurmulamula.

Victor Sitinjak memaparkan bahwa mulai Senin 18/11/2019 data ternak babi yang mati akibat virus ASF dan Hog Cholera mencapai ±178 ekor. Dia mengharapkan, dengan tim URC yang dibentuk, penyebaran ini tidak terjadi di kecamatan-kecamatan yang belum terkena wabah dengan mengawasi perdagangan ternak babi yang datang dari luar Samosir.

Dinas Pertanian Kabupaten Samosir juga telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Pencegahan Penyakit yang Menyerang Ternak Babi untuk dipedomani oleh seluruh masyarakat yang akan disampaikan oleh para camat melalui kepala desa di setiap kecamatan.

Kadis Pertanian juga menyampaikan arahan Bupati Samosir untuk membuka Grup WA agar tanggap wabah virus ASF dan Hog Cholera dan informasi cepat diperoleh dari masyarakat serta menyegerakan tindakan cepat untuk mengatasi masalah di lapangan.(ps)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *