Kuningan, Kontroversinews | DPD Pekat IB Kabupaten Kuningan terus menunjukkan kepeduliannya terhadap kegiatan sosial, khususnya bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan. Tidak hanya melalui program formal, organisasi ini juga turun langsung melaksanakan aksi nyata. Salah satunya adalah pembangunan kembali rumah warga di Desa Padarama, Kecamatan Ciawi, yang saat ini hampir rampung 100 persen.
Selain itu, pada Selasa (9/9/2025), DPD Pekat IB Kabupaten Kuningan bersama anggota DPRD Kuningan dari Partai Gerindra, Sri Lailasarie, melakukan kunjungan ke tempat penampungan dan perawatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dikelola Kuwu Tambak Baya, Lukman Mulyadi. Saat ini, tempat tersebut menampung sekitar 45 ODGJ dari dalam maupun luar daerah Kuningan.
Para pasien datang dengan beragam latar belakang, ada yang ditemukan di jalanan maupun dititipkan oleh keluarga. Dari total 45 pasien, 28 di antaranya laki-laki dan 17 perempuan. Selain itu, terdapat tiga lansia tanpa keluarga: dua mengalami stroke dan tidak bisa berjalan, sementara satu perempuan sudah pikun namun masih mampu berjalan.
Seluruh pasien dirawat oleh empat perawat aktif dengan penghasilan yang terbatas. Biaya operasional sehari-hari, termasuk makan dan perawatan, sebagian ditanggung keluarga pasien. Bagi pasien tanpa keluarga, biaya tersebut disubsidi melalui pengelolaan tanah bengkok desa serta penghasilan pribadi Kuwu Tambak Baya.
Ketua DPD Pekat IB Kuningan, Donny Sigakole, menyampaikan apresiasinya terhadap dedikasi Lukman Mulyadi. “Saya mengetahui kesibukan Pak Kuwu setelah berkomunikasi lewat WhatsApp. Beliau bilang sedang fokus mengurus ODGJ. Saat saya tanya jumlah pasien, beliau menjawab ada sekitar 50 orang. Setelah saya lihat melalui akun TikTok Pemdes Tambak Baya, saya putuskan untuk berkunjung langsung,” jelas Donny.
Menurut Donny, apa yang dilakukan Kuwu Tambak Baya merupakan pekerjaan mulia yang jarang sekali ada orang mau melakukannya. “Mengurus satu pasien ODGJ saja berat, apalagi sampai puluhan orang. Kendala terbesar saat ini adalah akses evakuasi pasien ke rumah sakit, karena Kuningan belum memiliki fasilitas khusus untuk perawatan ODGJ. Selama ini, pasien harus dibawa jauh ke RS Mitra Plumbon,” tambahnya.
Ia pun meminta Pemkab Kuningan, Dinas Kesehatan, serta DPRD untuk menyediakan fasilitas perawatan ODGJ dengan dukungan dokter dan perawat profesional. Berdasarkan catatan, ada sekitar 500 ODGJ di Kabupaten Kuningan yang belum tertangani. RS Linggar Jati dinilai bisa menjadi lokasi terbaik untuk fasilitas tersebut.
Dalam kesempatan kunjungan itu, DPD Pekat IB Kuningan juga memberikan bantuan kebutuhan pokok berupa sembako kepada para pasien. “Semoga sedikit bantuan ini dapat bermanfaat,” pungkas Donny. **