Pengalaman di dalam kelas, lanjut Nadiem, sering kali tidak dapat mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja. Konsekuensinya saat lulus, mahasiswa kebingungan dan kesulitan dalam menghadapi dinamika dunia kerja.
“Kami ingin kondisi itu berubah dengan melakukan transformasi agar perguruan tinggi lebih relevan dengan dunia di luar kampus. Mahasiswa mendapatkan keleluasaan dengan praktik terbaik, industri organisasi kemanusiaan, industri, melalui program Kampus Merdeka,” terang dia.
Mengutip dari Antara, kondisi tersebut dengan sistem perguruan tinggi yang baik pula. Kemendikbudristek telah menyiapkan skema dengan beasiswa LPDP. Selanjutnya pada program Kampus Merdeka, satuan kredit semester (SKS) dapat berkontribusi langsung dengan perkuliahan. Kemendikbudristek juga mendorong agar proyek kolaborasi dosen diakui dalam Kampus Merdeka.
“Inisiatif berbasis kolaborasi dan gotong royong harus terus dikembangkan untuk mewujudkan visi pendidikan yang memerdekakan. Tidak hanya skala nasional tetapi juga global,” imbuh dia.
Dirjen Dikti Kemendikbudristek, Nizam, mengatakan beasiswa tersebut kerja sama Kemendikbudristek dengan LPDP. Beasiswa tersebut memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengayaan di empat benua.
“Ini merupakan upaya untuk mengakselerasi mahasiswa, memperkuat, dan membawa mahasiswa untuk belajar di luar negeri, di kampus ternama dunia, sehingga mendapatkan pengalaman belajar yang luar biasa, sehingga dapat membangun kepercayaan diri dan membangun jejaring global,” kata dia.