Lestarikan Makanan Tradisional, Ratusan Warga Soreang Makan Ali Agrem

- Pewarta

Minggu, 19 Agustus 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kab Bandung | Kontroversinews – Ratusan warga Soreang, Kabupaten Bandung dan sekitarnya berbarengan memakan makanan tradisional ali agrem di Dome Bale Rame, Ahad (19/8). Kegiatan tersebut digelar dalam rangka Soreang Culinary dan upaya melestarikan makanan tradisional khas Kabupaten Bandung.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, Drs. H. Agus Firman Zaini MSi, didampingi Kasi Sejarah Purbakala dan Permusiuman Dadang Mustopa SPd,   mengatakan makanan tradisional ali agrem yang kini sudah mulai susah dicari ini memiliki keunikan serta rasa yang khas. Kegiatan memakan bersama ali agrem katanya menjadi salah satu upaya promosi.

“Makanan tradisional di Kabupaten Bandung itu banyak, ratusan bahkan ribuan. Kita akhirnya mengangkat ali agrem yang sama khasnya dengan makanan bibika dari Cikancung sebagai ikon,” ujarnya kepada wartawan, Ahad (19/8).

Menurutnya, saat ini makanan khas tradisional tersebut sulit dicari di supermarket atau pasar modern lainnya. Ia menuturkan, ali agrem bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional yang menjual kue-kue basah.

Dirinya mengatakan, pelaku usaha ali agrem yang salah satunya berada di Ciluncat, Soreang didorong untuk membuat ali agrem dengan rasa dan warna lain. Pihaknya juga terus mendorong agar makanan khas di Kabupaten Bandung bisa terpromosikan dengan baik.

H. Agus menambahkan, perlu kerjasama dengan instansi terkait seperti Dinas Koperasi dan UKM serta Dinas Perdagangan untuk membuat promosi makanan tradisional. Salah satunya dengan terus menggelar festival kuliner di Kabupaten Bandung.

“Insyallah dengan pelaku usaha ali agrem akan dibuat varian lainnya. Dengan warna dan rasa yang berbeda,” katanya.

Salah seorang pelaku usaha kopi dengan merk Yully Hidayat turut berpartisipasi dalam acara gelar budaya sabilulungan dan soreang culinary festival mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut.

“Senang sekali bisa ikut berpartisipasi dalam acara ini. Sekaligus mempromosikan kopi Dedegler dari Gunung  Puntang, ” ujarnya.  (Lily Setiadarma)

Berita Terkait

Pencabutan Moratorium Menuai Pro dan Kontra di Masyarakat
Ketua PGRI Kabupaten Kuningan Berikan Tanggapan Terkait Kasus Etika Moral Kepsek
Festival Seni Media 2025, Gerbang Baru dan Ruang Tumbuh Kreativitas Seni Budaya
Ruang Pameran Tetap Museum Gedung Pusaka Kanoman Diresmikan, Langkah Strategis Memajukan Ekonomi Budaya
Operasi Zebra Lodaya 2025 Resmi Dimulai, Polres Cirebon Kota Fokuskan Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas
Dugaan Bisnis Seragam di SMPN 1 Rancaekek, Kepala Sekolah: “Aman Tidak Ada Masalah”
Rancangan APBD 2026 Disampaikan, Pemkot Cirebon Fokus Jaga Stabilitas Fiskal
Profiling Aparatur Sipil Negara, Langkah Pemkot Cirebon Bangun Birokrasi Profesional

Berita Terkait

Selasa, 18 November 2025 - 23:43

Pencabutan Moratorium Menuai Pro dan Kontra di Masyarakat

Selasa, 18 November 2025 - 14:39

Ketua PGRI Kabupaten Kuningan Berikan Tanggapan Terkait Kasus Etika Moral Kepsek

Selasa, 18 November 2025 - 13:31

Festival Seni Media 2025, Gerbang Baru dan Ruang Tumbuh Kreativitas Seni Budaya

Selasa, 18 November 2025 - 08:15

Ruang Pameran Tetap Museum Gedung Pusaka Kanoman Diresmikan, Langkah Strategis Memajukan Ekonomi Budaya

Selasa, 18 November 2025 - 08:15

Operasi Zebra Lodaya 2025 Resmi Dimulai, Polres Cirebon Kota Fokuskan Pencegahan Pelanggaran Lalu Lintas

Berita Terbaru

REGIONAL

Pencabutan Moratorium Menuai Pro dan Kontra di Masyarakat

Selasa, 18 Nov 2025 - 23:43