Samosir kontroversinews.
Pemilihan Bupati, Wakil Bupati, Kabupaten Samosir 09 Desember 2020 lalu adalah pesta demokrasi yang paling tertib, aman dan Damai.Patut kita syukuri dan angkat jempol, terhadap masyarakat, aparat keamanan dan pelaksana yaitu, KPUD Samosir, Bawaslu maupun Pers.
Dilain tempat, masalah aneka ragam hingga harus berurusan dengan hukum. Masalah tersebut, mulai dari penggelembungan,merusak kertas suara dll pun muncul. Akibatnya Gakumdu melakukan proses
Kenyamanan dan ketertiban pemungutan suara dalam pilbub Samosir.seyogyanya tidak dikotori oleh emosi sesaat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.Merekayasa Papan Bunga misalnya dalam bentuk protes dengan membawa Lembaga, nyatanya tidak resmi , hanya ulah oknum entah karena kepentingan pribadi,atau sengaja di sponsori untuk menciptakan suasana keruh dan atau hendak membentuk opini masih diselidiki,Samosir Rabu16 Desember 2020.
Namun demi kebenaran dan keadilan pelakunya harus diusut untuk mengungkap maksud tujuannya, teristimewa membongkar oknum di belakangnya.
Beberapa fakta yang dapat dicermati kekalahan Rapberjuang sesungguhnya sejak diumumkan ketiga pasangan Calon sudah tampak.
Laksma Marhuale Simbolon berpasangan dengan Guntur Sinaga dan Rapidin Simbolon- berpasangan dengan Juang Sinaga dipastikan suara terpecah. Marhuale misalnya, putra Rianiate ini juga dikenal setidaknya kalangan Marga Simbolon.Begitu pun, Guntur Sinaga . Artinya kedua pasangan ini merekrut kalangan mereka sendiri yang bolelah disebut adu kekuatan, kedekatan yang tentu dibungkus dengan Visi dan Misi.
Selain perebutan pengaruh di kelompok itu, kelompok ASN pun banyak yang tidak mendukung Rapberjuang.Konon kabarnya, Rapidin Simbolon, sebagai Bupati, menurut cerita mempunyai sifat yang tempramen tinggi. Sehingga tidak segan segan memarahi staf meski dihadapan banyak orang.
Benar atau tidak itulah yang berkembang.
Siapakah yang diuntungkan? Dalam kalkulasi diatas tentu, Vandiko- Martua( VANTAS) padangan ini, selain memanfaatkan situasi kedua pasangan Marguna dan Rapberjuang, satu tahun penuh Vandiko menyapa masyarakat Samosir.Ia tak lelah, tidak kendor semangatnya meski pun ia di bully habis habisan. Vandiko sabar, tertawa, bahkan mendoakan orang yang membullynya.
Masyarakat Indonesia umumnya, menaruh rasa empati yang tinggi terhadap orang yang dipojokkan.Ingat SBY sedemikian rupa Marasa disipelekan hingga mundur dari Jabatan, Menko Polhukam, rasa iba meninggi, dipilih jadi Presiden.
Samosir yang diikat Dalihan Natolu, tentulah empatinya semakin tinggi karena itu tadi bully. Selain itu pengaruh, Martua Sitanggang , anak mantan Camat Pangururan ini pun banyak di persoalkan, mulai dari penulisan di Izasah, tanggal lahir termasuk tempat tanggal lahir yg tidak signifikan dipersoalkan. Martua Sitanggang sudah beberapa kali mencalonkan. Artinya masyarakat pendukungnya pun saat itu berkata, sabar, ini hasil yang tertunda.
Vandiko yang berpasangan dengan Martua merupakan sosok yang tertunda, kini ketertindasan sebelumnya menjadi nyata. Karenanya, adakah faktor – faktor lain membuat mereka pemenang? Tentu tidak ada, kecuali karena,cara pendekatan yang signifikan, Vidi dan Musi dengan Jargon perubahan itulah menarik simpati kepada mereka.
Marilah berlapang Dada, menerima kelebihan lawan dan intropeksi terhadap diri sendiri. Seperti itu membuat terhormat , orang yang taat dan terhindar dari kesan memaksakan kehendak.(ps)