PANDEGLANG (Kontroversinews.com) – Enah (39) harus kehilangan bayi kembarnya sewaktu melahirkan. Sebelumnya, Enah berjibaku melewati perjalanan menembus hutan di Pandeglang, Banten. Ia terpaksa ditandu menggunakan sarung dan melewati perjalanan sejauh tiga kilometer karena minimnya akses menuju puskesmas.
Kisahnya bermula saat Enah, warga Kampung Lebakgedong, Kecamatan Sindangresmi, ini merasakan kontraksi saat usia kehamilannya menginjak enam bulan, Sabtu (1/5). Siang harinya, pada pukul 14.00 WIB, Enah dibawa ke puskesmas.
Mengingat akses dari rumah menuju puskesmas itu bukan jalan beraspal, tetangga dan keluarga menandu Enah menggunakan sarung yang diikatkan ke sebatang bambu. Tujuan mereka ke jalan yang bisa dilintasi kendaraan.
Diantar sembilan orang, ibu dua anak ini pun hanya bisa pasrah sembari berharap cemas memikirkan kondisi bayi kembar dalam kandungannya. “Sekitar jam empat sore itu si ibu udah sampai di puskesmas. Alhamdulillah, langsung ditangani sama bidan,” kata Muhtadin, warga setempat yang ikut mengantar Enah ke puskesmas, Senin (3/4/2021).
Takdir berkata lain, bayi itu tak mampu diselamatkan. Hasil diagnosa di puskesmas, saat Enah tiba di puskemas, menyatakan bayi kembar tersebut meninggal akibat kelebihan air ketuban dan kondisi kandungan sang ibu berumur enam bulan.