SOREANG | Kontroversinews – Pemerintah Kabupaten Bandung memperingati hari jadi Kabupaten Bandung ke 378 di Lapangan Upakarti, Soreang, Sabtu (20/4). Momentum ulang tahun tersebut menjadi penggerak bagi pemerintah untuk terus melaksanakan program pembangunan secara merata.
Direktur Utama PT BPR Kerta Raharja H. Moch. Soleh Pios SE turut berbangga atas kelahiran Kabupaten Bandung yang sudah masuk ke 378 tahun. Terlebih, berbagai prestasi dan capaian pembangunan telah bisa dilaksanakan. Sehingga bisa dirasakan secara merata oleh masyarakat Kabupaten Bandung.
“Beragam prestasi menjadi indikator meningkatnya pembangunan di Kabupaten Bandung,” ujarnya yang didampingi Direktur Kepatuhan H. Beni Subarsyah SE. MM, Sabtu (20/4).
Ia mengatakan, pihaknya terus berharap agar pembangunan di Kabupaten Bandung terus meningkat. Sekaligus semakin hari terus semakin baik untuk masyarakat. “Semoga lebih baik lagi,” katanya.
Dirinya menambahkan, pihaknya akan menggelar acara hari jadi BPR Kerta Raharja ke 4 bersamaan dengan acara hari jadi Pemerintah Kabupaten Bandung, di Dom Balerame, Fun bike Minggu 28 April 2019.
Bupati Bandung Dadang M Naser mengatakan, di usia yang sudah mencapai 378 tahun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, terutama dalam membangun sumber daya manusia (SDM).
Menurutnya, pembangunan di bidang SDM yang paling berat adalah membangun kesadaran lingkungan kepada masyarakat. Sebab saat ini masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan ke sungai dan lain sebagainya.
“Di samping itu, masih banyak juga masyarakat yang menanam sayuran di lereng bukit atau gunung yang mempunyai kemiringan di atas 45 derajat,” katanya. Ia mengatakan, membangun SDM yang sadar lingkungan berat. Namun pihaknya terus berupaya.
Dirinya menambahkan, pada 2018 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bandung dalam bidang pendidikan mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan ada perubahan indikator penilaian.
“IPM pendidikan ini menjadi evaluasi, dulu melek huruf menjadi indikator penilaian IPM pendidikan, padahal Kabupaten Bandung angka melek hurufnya cukup tinggi,” ujarnya.
Hal krusial dalam penilaian IPM pendidikan kata Dadang adalah lamanya masyarakat dalam mengenyam pendidikan. Hal tersebut menyebabkan IPM pendidikan Kabupaten Bandung turun. “Masih banyak ibu-ibu dan bapak-bapak yang lulusan SMP. Kita dorong supaya mengikuti paket C atau B,” ujarnya. (Lily Setiadarma)
