“Sapaan” pesan religius yang disampaikan tatap muka juga penting. “Saya telah membuat cara yang tegas, jadi kali ini kami menggunakan cara yang sopan dan konfrontatif. Kami bukan hanya prajurit keyboard,” tulisnya.
Tindakan ini kata dia terinspirasi dari Al Fadhil Kekanda Ustaz Ebit Lew. Pemuka agama itu pada 2019 turun langsung bertemu pelacur dan gay di “tempat nongkrong” mereka. Saat itu, Ustaz Ebit Lew dikritik habis-habisan, namun karena tindakannya banyak dari kelompok itu yang bertobat.
“Saya melakukan hal yang sama untuk mengundang mereka ke Surga meskipun saya belum tentu anggota surga. Kami melakukan dakwah ini untuk keturunan kami. Jika kita tidak memulai dakwah ini, maka generasi kita akan hancur.”
“Kami tidak pernah mendukung dan menyetujui pekerjaan untuk mereka. Namun, teguran tatap muka, negosiasi, kesopanan untuk kembali ke jalan paling bawah sangat dituntut dalam Islam.” Ia pun kembali meminta maaf atas kontroversi yang muncul di bulan Ramadhan ini. PU Amin mengaku tes ini justru membuat semakin semangat untuk turun dan berdakwah bertemu dengan masyarakat.