JAKARTAKontroversinews.com – Peluang duet Prabowo Subianto-Puan Maharani bisa terwujud sebagai pasangan capres dan cawapres dalam Pilpres 2024. Hal ini dikatakan pengamat Politik dari Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic), Khoirul Umam.
“Hal tersebut sangat mungkin terjadi. Alasannya adalah, tidak ada kendala batasan threshold mengingat PDIP memiliki saham politik 20% dan Gerindra sekitar 12% dari Pemilu 2019. Jika presidential threshold 20%, dengan dua partai saja sudah mencukupi persyaratan PT tersebut,” ujar Khoirul Umam ketika dikonfirmasi, Rabu (24/11/2021).
Khoirul menyebutkan, PDIP dan Gerindra merupakan representasi partai yang menggunakan sistem kepemimpinan dengan model demokrasi terpimpin, yang akan lebih memudahkan pengambilan keputusan strategis.
“Meski model demokrasi terpimpin sebenarnya tidak ada dalam varian teori demokrasi dan tidak merepresentasikan karakter demokratis itu sendiri. Tapi pola semacam itu memang lebih efektif untuk mengambil keputusan, karena mudah menekan terjadinya dinamika dan kritisisme internal partai, terutama para kader yang tidak puas dengan keputusan partai,” jelas Khoirul Umam.
Ia mengungkapkan, elektabilitas Prabowo masih konsisten masuk dalam radar tinggi hampir semua survei. Hal ini bisa mengompensasi sekaligus menjadi bargaining position di hadapan PDIP yang mana elektabilitas Puan masih perlu terus ditingkatkan.
“Artinya, realitas elektabilitas Prabowo-Puan itu bisa menjadi trade-off bagi elektabilitas PDIP dan Gerindra yang trend-nya berkebalikan,” lanjut Khoirul Umam.
Namun demikian ia mengungkapkan, meski pasangan Prabowo-Puan memungkinkan untuk didorong ke kontestasi 2024, Prabowo-Puan perlu membutuhkan elemen tambahan baru, yakni kekuatan partai politik Islam.
“Jika hanya berbasis pada PDIP-Gerindra, pasangan Prabowo-Puan hanya akan mengambil cerug massa nasionalis, dan berpotensi berhadap-hadapan secara diametral dengan kekuatan politik Islam itu sendiri,” pungkas Khoirul Umam.