Kontroversinews, Jakarta – Sejumlah kader, simpatisan Partai Golkar menolak Airlangga kembali menduduki jabatan ketua umum. Mereka menilai Airlangga telah gagal membawa kemajuan partai.
Penolakan Airlangga dikumandangkan para kader yang tergabung dari Garda Beringin Satu (GBS).
Inisiator GBS Devi Andita yang didampingi Ketua GBS Buston serta Wakil Ketua GBS Dian Assafri mengatakan, ada beberapa faktor pihaknya menolak Airlangga menjadi ketua umum. Pertama, menurutnya, gaya kepemimpinan partai yang otoriter tanpa ingin menegakkan asas demokrasi.
“Kita lihat contoh masa dia memberhentikan ketua ketua golkar di kabupaten/kota tanpa melalui mekanisme yang benar. Kalau partai sudah bergaya Otoriter gini mana mungkin bisa berjaya kembali,” ujar Devi.
Devi mengatakan, dengan disinyalir melakukkan langkah langkah membersihkan pengurus kader yang tidak sejurusan dengannya, Airlangga sama saja menumbuhkan perpecahan di tubuh partai berlambangan pohon beringin.
“Langkah ini menjadi embrio perpecahan dalam partai bukan tidak mungkin sejarah akan terulang adanya dualisme kepengurusan. Maka harus dicegah,” ujar wakil sekjen era Aburizal Bakrie ini.
Devi mengatakan, faktor lainnya yang menyebabkan pihaknya menolak Airlangga, yakni kemerosotan kursi partai di DPR RI.
“Sekarang kita cuma dapat 85 dari 91 kursi di DPR RI. Ini sangat ironis dan berbeda dengan partai partai besar pendukung Jokowi. Mereka kan malah bertambah, kenapa partai Golkar justru berkurang. Ada yang salah dalam mengelola partai,” ujar Devi.
Ketua Umum GBS Boston Manurung mengatakan, Airlangga juga diduga terlibat kasus hukum yang dapat menghambat kebesaran Partai Golkar ke depan. “Kalau ketua umum partai diduga bermasalah dengan hukum ini harus ditolak,” tegasnya.
Wakil Ketua Dian Assafri menambahkan, GARDA BERINGIN SATU juga kedepan akan melakukan konsolidasi dengan para pengurus golkar di daerah dalam penolakan Ketua Umum yg Otoriter di Partai yg sama sama kita Cintai, apalagi sebagai Partai Besar harus mampu menjadi contoh dan teladan bagi para kader Kader nya dan menjadi Garda terdepan bagi partai partai lain dalam menjunjung tinggi budaya Demokrasi di Indonesia. “intinya perjuangan kami harus tercapai demi kebaikan partai,” ungkap Dian. (red)