RANCABALI | Kontroversinews – Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bandung akan segera membuka sejumlah objek wisata, tetapi untuk objek wisata kolam renang dan pemandian umum belum akan dibuka. Karena, masih menunggu hasil kajian protokol kesehatannya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Bandung, H. Yosep Nugraha ,SH,.M.Si. mengatakan bahwa pertama pihaknya akan melaksanakan simulasi pembukaan objek wisata. Simulasi adalah tahapan pra kondisi untuk mempersiapkan aktivasi pariwisata dalam menghadapi masyarakat produktif dan aman Covid 19 di Kabupaten Bandung. Kegiatan ini penting, karena untuk mengukur tingkat pemahaman para pelaku usaha pariwisata sekaligus masyarakat/ pengunjung terhadap penerapan protokol kesehatan anti Covid 19.

“Simulasi ini akan digunakan sebagai pilot project terkait bagaimana penerapan protokol kesehatan di dunia pariwisata,” kata Yosep saat ditemui di sela sela simulasi pembukaan objek wisata di Rancabali, Jumat (12/6).
Objek wisata yang dibuka adalah yang memenuhi beberapa kriteria diantaranya tingkat pengendaliannya mudah, dan resistensi penyebaran Covid 19 nya rendah, seperti objek wisata alam. Kemudian untuk perhotelan, dimana pada saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), hanya melayani penginapan dan makan-minum di kamar, saat ini diperbolehkan untuk membuka restoran dan fasilitas lainnya dengan tetap mematuhi ketentuan.
“Kapasitasnya 50 persen dan tetap menjaga protokol kesehatan,” ucap Yosep.
Selain objek wisata, pembukaan juga berlaku bagi penyedia jasa makan dan minum seperti restoran, cafe, rumah makan, serta jasa transportasi pariwisata dan jasa souvenir. Diluar itu, pihaknya masih menunggu hasil kajian agar masyarakat lebih merasa aman.
“Yang masih akan ditutup seperti kolam renang, dan pemandian umum,” sambungnya.
Simulasi ini akan dikemas menjadi video tutorial, yang kemudian disebarkan kepada masyarakat dan pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Bandung. Kunci menciptakan masyarakat produktif dan aman Covid 19, lanjut Yosep, adalah disiplin terhadap protokol kesehatan. Para pelaku usaha, kata Yosep, sudah menandatangi surat pernyataan untuk menerapkan protokol kesehatan dan siap diberikan sanksi jika melanggar ketentuan dan aturan yang telah disepakati.
“Masyarakat harus memiliki perilaku baru yaitu berdisiplin terhadap protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” jelas Yosep.
Menurut manajer operasional Rancaupas, Hendrik Afiarawan, mengatakan bahwa pihaknya sudah mempersiapkan sarana penunjang protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan dan thermograp, selain itu pihaknya juga menyediakan masker untuk pengunjung yang tak menggunakan masker.

“Objek wisata Rancaupas dengan udara sejuk dan pesona alam yang indah, menyediakan wisata kandang rusa, camping ground, kid zone dan kolam renang . Tetapi untuk kolam renang, sementara belum bisa dioperasikan karena sesuai dengan perintah Disparbud,” tutur Hendrik.
Hendrik berharap pengunjung untuk selalu menggunakan masker dan sebaiknya membawa handsinitizer. Dirinya memastikan protokol kesehatan yang ada di Buper Rancaupas sudah diterapkan dengan baik.
“Akan ada petugas khusus yang mobile untuk memberikan himbauan pencegahan Covid 19 kepada pengunjung,” tuturnya.
Camat Rancabali, Dadang Hermawan S Sip.MAP. , menyambut baik pelaksanaan simulasi objek wisata yang dilakukan oleh Disparbud Kabupaten Bandung dan pengelola objek wisata. Dirinya berharap para pengusaha objek wisata harus melaksanakan dan menerapkan protokol kesehatan yang benar. Sehingga, pengusaha bisa aman dan pengunjung bisa nyaman.
“Mudah-mudahan wisata bisa kembali normal, dan masyarakat bisa menikmati objek wisata dengan aman dan nyaman,” ujar Dadang. (Lily Setiadarma)