Majalengka, Kontroversinews | Indekos atau kos-kosan pada dasarnya merupakan jasa penyewaan kamar yang dibayar secara berkala, biasanya bulanan. Namun, belakangan muncul fenomena kosan yang disalahgunakan sebagai tempat praktik maksiat dengan sistem sewa harian. Tarif yang dipatok berkisar Rp150.000 hingga Rp250.000, mirip dengan hotel kelas melati. Salah satunya disebut berlokasi di Kecamatan Sumber Jaya.
Seorang narasumber yang enggan disebutkan identitasnya menyebutkan bahwa kosan tersebut dimiliki oleh seorang warga berdarah Batak dan diduga mendapat “backing” dari oknum aparat.
Menindaklanjuti informasi itu, awak media mendatangi lokasi pada Selasa, 9 September 2025 pukul 11.00 WIB untuk konfirmasi. Namun, di luar dugaan, penjaga kosan justru secara terang-terangan menawarkan sewa kamar harian untuk tujuan asusila. Awak media menolak tawaran tersebut dan menyampaikan maksud kedatangan. Akan tetapi, penjaga terus berkilah dan akhirnya menyebut pemilik kosan tidak ada di tempat. Mereka kemudian mengalihkan ke seseorang berinisial PA yang diklaim aparat penegak hukum.
Saat dihubungi melalui WhatsApp, PA membantah sebagai aparat dan mengaku hanya warga biasa yang tinggal di daerah itu. Sikap ini menimbulkan tanda tanya besar.
Dari hasil wawancara dengan warga sekitar, banyak yang mengaku resah. Kehadiran kosan tersebut dianggap merusak citra wilayah mereka yang dikenal religius. Letaknya pun berada di tepi jalan raya, sehingga aktivitas di dalamnya cukup mencolok. Meski demikian, warga tidak berani menegur langsung karena takut dengan dugaan adanya “orang kuat” yang melindungi.
Kondisi ini tentu memprihatinkan. Apakah aparat dan pemerintah setempat akan membiarkan fenomena ini terus berlangsung? Wallahu a’lam. (M)