KAB. BANDUNG (Kontroversinews.com) – Dalam rangka mengukur kemampuan warga belajar, PKBM se Kabupaten Bandung menciptakan inovasi untuk mengikuti Ujian Pendidikan kesetaraan (UPK ) . Hal tersebut dinilai bisa menjaga kewibawaan lembaga.
Ketua Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (FK-PKBM) Kabupaten Bandung, Furqon Nulhakim S.Ag., MPd., mengatakan bahwa pelaksanaan UPK di PKBM se Kabupaten Bandung dilakukan secara parsial dan hal tersebut memang sudah sesuai dengan petunjuk dari kementerian.
“Sehubungan dengan adanya pandemi Covid 19, maka pelaksanaan ujian dilakukan dengan berbagai metode, ada yang menggunakan metode daring, luring, penugasan dan ada juga portofolio. Jadi disesuaikan dengan kondisi di satuan pendidikan,” ujar H. Furqon saat dihubungi melalui telpon selularnya , Rabu (17/3).
Jadi meskipun pemerintah meniadakan ujian nasional, PKBM se Kabupaten Bandung tetap memiliki cara yang inovatif untuk mengukur kemampuan warga belajarnya dan untuk menjaga marwah kewibawaan lembaga itu sendiri.
“Jangan sampai ada kata “teu ujian ge lulus (enggak ujian juga bisa lulus)”. Itu yang kami jaga, dengan demikian kami selalu berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung khususnya kasi dikmas. Intinya, semua PKBM siap melaksanakan UPK yang di sesuaikan dengan kondisi di satuan pendidikan masing-masing,” tutur Furqon.
Adapun untuk jumlah warga belajar yang akan mengikuti UPK di Kabupaten Bandung yaitu untuk siswa paket A atau setara Sekolah Dasar (SD) sebanyak 212 orang, siswa paket B atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 1.971 orang dan siswa paket C atau setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) itu sebanyak 4.792 orang. Dimana semua siswa tersebut tersebar di 76 PKBM.
“Jumat, Sabtu, Minggu (19-21 Maret 2021) itu ujian pendidikan kesetaraan. Dilakukan di PKBM masing-masing, kan kelulusan tidak berdasarkan kepada ujian nasional, karena ditiadakan maka diserahkan kepada PKBM ,” jelas Furqon.
Furqon mengungkapkan bahwa ada PKBM yang terpaksa melaksanakan UPK melalui metode luar jaringan (luring), yaitu PKBM Attarbiyah di Desa Pinggirsari Kecamatan Arjasari. Hal tersebut dikarenakan lokasi PKBM Attarbiyah yang berada di daerah pinggiran sehingga kurang terjangkau sinyal atau internet. Ditambah lagi, tidak semua warga belajar memiliki gadget.
“Himbauannya agar PKBM se Kabupaten Bandung bisa melaksanakan UPK secara serempak dengan tertib administrasi,” pungkas Furqon.
( Lily Setiadarma )