Cerita Kades Miliarder di Kuningan Atas Pembangunan Proyek Waduk Kuningan

- Pewarta

Jumat, 16 April 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Kuningan Kusto.

Kepala Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Kuningan Kusto.

KUNINGAN (Kontroversinews.com) – Desa di Kuningan, Jawa Barat yang mendadak viral dan menjadi desa miliader. Di bulan suci Ramadhan 2021 ini kembali mendapatkan uang pengganti atas pembangunan Waduk Kuningan.

Belum lama ini, Kepala Desa Kawungsari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Kuningan Kusto kembali memediasi ulang atas pembayaran yang dilakukan pemerintah kepada warga terdampak pembangunan mega proyek Waduk Kuningan.

“Beberapa hari sebelum bulan Ramadhan ini, Alhamdulilah ada pencarian tahap ketiga sebanyak 96 bidang sudah cair. Namun ada juga masyarakat yang belum dapat uang sekitar 14 bidang lagi,” ungkap Kusto ketika ditemui MNC Portal Indonesia di rumahnya, Rabu (14/4/2021).

Karena adanya pencairan itu, Kusto pun mengaku kerap mendapatkan telepon maupun WhatsaPP dari nomor asing, yang menawarkan sejumlah barang.

“Iya pas waktu pencairan uang ganti untung yang dirasakan warga kami. Saya sering terima telepon nomor asing dan ada saja sales yang mengunjungi langsung ke rumah,” kata dia.

Tak tanggung-tanggung, sales yang datang ke rumahnya itu langsung dari Kota Semarang, Jawa Tengah. “Mereka (sales dari Semarang) datang, tidak lain untuk izin dan ada saja yang menawarkan barang jualannya,” ungkapnya.

Dirinya mengaku kerap kerepotan atas hal itu. Namun, sejauh ini Kusto mengaku bersyukur karena rezeki yang diberikan atas ganti rugi pembangunan proyek waduk Kuningan ini berdampak positif bagi warganya.

Meski ada pencairan ini, lanjut Kusto, kegiatan masyarakat biasa-biasa saja, sekalipun pencarian itu menjelang bulan suci Ramadhan.

Dalam pelaksanaan ibadah puasa seperti ini, kegiatan masyarakat seperti biasa normal, dan melaksanakan shalat tarawih juga masih dilakukan dengan berpatokan pada standar kesehatan protokol kesehatan.

“Iya, kita disini biasa melaksanakan ibadah puasa seperti solat tarawih dengan menggunakan protokol kesehatan,” ujarnya.

Bulan suci Ramadhan ini, kata dia, merupakan tahun terakhir bagi warga Desa Kawungsari berpuasa. Sebab, dalam 2-3 bulan ini, warga sudah harus meninggalkan desa tercintanya itu.

“Karena dalam perencaan bulan 6 itu sampai bulan 10 itu kita seharusnya sudah pindah. Tapi untuk sekarang, pindah itu belum bisa,” ucapnya yang dilansir dari sindonews.***AS

Berita Terkait

Bupati Bandung Dorong Kemandirian Ekonomi Lewat Program Kampung Bedas dan Simpel Bedas
Berlibur di Dusun Stroberi, Menikmati Keindahan Alam Sambil Memetik Sendiri Buah Stroberi
LPKN Soroti Dugaan Ketidaksesuaian Pelaksanaan Revitalisasi PKBM Atta Awun
SMSI Gelar Jumat Berkah, Bagikan 50 Paket Lebih Nasi Padang Ke Dhuafa, Ojeg dan Penjaga Perlintasan Rel Kereta Api
Proyek Hotmix di RW 05 Desa Pangguh Diduga Bermasalah
Dadang Supriatna Tuai Pujian, Program MBG Bandung Dianggap Sukses
Dugaan Monopoli Revitalisasi di SMAN 1 Asjap, Kepala Sekolah Bungkam Saat Diminta Klarifikasi
KARNAVAL BUDAYA HARUS SESUAI INSTRUKSI KEMENDAGRI

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 18:39

Bupati Bandung Dorong Kemandirian Ekonomi Lewat Program Kampung Bedas dan Simpel Bedas

Senin, 6 Oktober 2025 - 18:38

Berlibur di Dusun Stroberi, Menikmati Keindahan Alam Sambil Memetik Sendiri Buah Stroberi

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 15:04

LPKN Soroti Dugaan Ketidaksesuaian Pelaksanaan Revitalisasi PKBM Atta Awun

Jumat, 3 Oktober 2025 - 17:41

Proyek Hotmix di RW 05 Desa Pangguh Diduga Bermasalah

Jumat, 3 Oktober 2025 - 15:21

Dadang Supriatna Tuai Pujian, Program MBG Bandung Dianggap Sukses

Berita Terbaru