Kab Bandung | Kontrovesinews – PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kerta Raharja, Kabupaten Bandung pada tahun 2018 menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan penambahan modal di sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebesar Rp 100 miliar.
Kepala Divisi Umum, PT. BPR Kerta Raharja, H. Beni Subarsyah SE, MM., mengungkapkan pihaknya menargetkan sektor pembiayaan ke UMKM pada 2018 mencapai Rp 100 miliar. Dengan fasilitas seluruh produk seperti multiguna yang bisa diakses oleh pelaku usaha UMKM.
“Hingga Maret sudah mencapai Rp 44 miliar. Target Desember kurang lebih Rp 100 miliar dengan seluruh produk,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (1/5) didampingi oleh Roni Maryono SE, Pemimpin Divisi Pemasaran BPR Kerta Raharja.
Ia menuturkan, saat ini para debitur yang mengakses pembiayaan di BPR banyak menggunakan produk multiguna untuk modal kerja. “Debitur sekarang mencapai 9600 orang dengan sektor UMKM yang paling banyak,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan pihaknya bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bandung untuk menjaring UMKM yang berpotensi dan memenuhi persyaratan bisa mendapatkan dana pembiayaan.
“Semua jenis UMKM yang memenuhi persyaratan bisa mengajukan pembiayaan. Kebijakannya pembiayaan dari mulai Rp 1 juta hingga angka yang lebih besar,” ungkapnya.
H. Beni mengatakan saat ini produk yang diluncurkan BPR diantaranya kredit kontruksi, kredit rekening koran, multiguna, pensiun, silantap dan resapan. Saat ini, dia mengatakan jumlah tagihan (outstanding) yang berada di luar mencapai Rp 190 miliar.
Ia mengatakan saat ini BPR Kerta Raharja memiliki 15 Kantor cabang di Kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat yang menyalurkan dana pembiayaan, 11 kantor kas dan dua loket pelayanan serta jumlah sumberdaya manusia (SDM) sebanyak 234 orang. Sedangkan aset yang dimiliki saat mencapai Rp 294 miliar dan ditargetkan bertambah Rp 300 miliar pada 2018.
Terkait dengan kredit macet, menurutnya saat ini masih dalam batas toleransi. “Alhamdulillah aset terus bertambah dan kredit macet masih dalam batas toleransi,” ungkapnya. Menurutnya, tren peningkatan aset di BPR ditunjang oleh sistem pengawasan dan audit internal yang berjalan dengan baik. (Lily Setia darma )