SOREANG | Kontroversinews – PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kerta Raharja akan meluncurkan produk transaksi keuangan tunai di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tanpa menggunakan kartu. Para nasabah yang hendak mengambil uang tunai di ATM akan menerima nomor kode ke handphone yang sudah diaktivasi dan diverifikasi.
Selanjutnya, para nasabah bisa langsung mengambil uang tunai. Rencana tersebut dilakukan mengingat kedepan pihaknya akan mengelola dana desa dari 270 desa yang ada di 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung. Dengan nilai uang yang sangat besar.
Saat ini, bank milik pemerintah Kabupaten Bandung tersebut akan mengubah rencana bisnis bank pada Juni sekarang ini untuk membahas hal tersebut. Termasuk meminta izin kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Operasional, PT BPR Kerta Raharja Kabupaten Bandung, Ir. H. Boy Ferli Sumaatmaja SE.M.M mengatakan rencana tersebut muncul saat pihaknya diberi kewenangan untuk mengelola dana desa di 270 desa. Sementara pelayanan di kantor sendiri terbatas hanya pada jam kerja.
“Bagaimana caranya memberikan pelayanan ke desa supaya tidak terkendala. Solusinya kita harus punya ATM,” ujarnya kepada kontroversinews.com beberapa waktu lalu. Kemudian, pihaknya berupaya mengurus perizinan ke Bank Indonesia dan OJK.
Namun, dirinya mengungkapkan kedua lembaga tersebut tidak memberikan izin. Kondisi tersebut memaksa instansi untuk mencari solusi lain. Menurutnya, salah satu praktek yang bisa diadaptasi adalah PT BPR Jombang yang memberikan pelayanan dengan mesin ATM tanpa menggunakan kartu.
Ia mengungkapkan, wacana ATM tanpa kartu sudah dibahas oleh lembaga. Namun belum terealisasi sebab masih banyak kendala. Kemudian, beberapa waktu lalu pihaknya mengadakan studi banding ke PT BPR Jombang dan berharap praktek yang sudah dilakukan bisa diimplementasikan di Kerta Raharja.
Tambahannya, Boy mengatakan jika praktek ATM tanpa kartu akan digunakan maka harus melibatkan BPR lainnya. Oleh karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan perhimpunan BPR untuk membahas hal tersebut.
“Kira mau coba ATM Cardless (tanpa kartu). Rencana itu akan dibawa ke perhimpunan BPR milik pemda. Vendor juga sudah nawarin penggunaan ATM tersebut,” katanya.
Menurutnya, saat ini pihaknya akan mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia dan OJK. Rencananya, jika sudah disetujui maka pihaknya akan ujicoba menyimpan satu ATM tanpa kartu di kantor pusat, pemda dan di kantor cabang.
“Ujicoba akan dilakukan sebelum masuk dana desa. Ketika dana desa masuk maka ATM harus ada. Secara umum ATM nanti bisa digunakan oleh seluruh nasabah,” katanya.
Dengan ATM itu, maka ia mengungkapkan pihaknya akan menyewa satu mesin ATM Rp 3.5 juta perbulan. Sejauh ini ia mengungkapkan belum ada PT BPR milik pemda yang menggunakan ATM tanpa kartu.
“Sistemnya gak pakai kartu tapi langsung input no rekening. Ketika minta pin nanti dikirim lewat HP,” katanya. Selain itu, operasional ATM tersebut menggunakan jaringan Wifi dan bukan dari satelit. Dirinya memastikan jika sistem tersebut memiliki tingkat keamanan yang tinggi,Pungkasnya. (Lily Setiadarma)