TASIKMALAYA (Kontroversinews.com) – Peringatan Hari Air Dunia ke-29, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy melakukan kegiatan penanaman pohon. Secara simbolis perwakilan daerah dan instansi menanam pohon. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy menggelar acara di Gardu Pandang Bendungan Leuwikeris, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (22 Maret 2021).
“Di momen ini kita secara serentak diseluruh Indonesia melakukan kegiatan menanam bersama. Sebayak 61.000 pohon ditanam dalam acara peringatan Hari Air Dunia ke-29 tahun 2021,” ucapnya.
“Pemerintah juga membangun Bendungan sebagai sumber tampung air baku, pemerintah juga menghimbau untuk selalu melestarikan lingkungan agar air selalu melimpah,” tandasnya.
Pada kesempatan tersebut, Kapolres Ciamis AKBP Hendria Lesmana mewakili pimpinan daerah dan instansi lainnya yang hadir mengingtkan kembali masyarakat untuk tetap selalu menerapkan protokol kesehatan. “Ayo kita selalu menerapkan 5M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan menghindari kerumunan. Kedisiplinan kita bersama menerapkan protokol kesehatan menjadi kunci bersama memutus rantai penyebaran Covid-19,” kata AKBP Hendria.
Samsul SBK firman
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Kepala BBWS Citanduy Bambang Hidayah, ME, dan para kepala daerah yang masuk dalam pembangunan Bendungan Leuwikeris. Sebanyak empat daerah mencakup wilayah pembangunan, diantaranya Pemkot Ciamis, Pemkot Tasikmalaya, Pemkab Tasikmalaya, dan Pemkab Ciamis.
Selain itu turut dihadiri oleh para pimpinan instansi terkait, meliputi Kapolres Ciamis AKBP Hendria Lesmana, S.I.K., M.Si., Kapolres Banjar AKBP Melda Yanny, S.I.K., M.H., Kapolres Tasikmalaya Kota, Dandim 0613/Ciamis Letkol Czi Dadan Ramdani, S.Sos., M.A.P., dan Dandim 0612/Tasikmalaya.
Kepala BBWS Citanduy Bambang Hidayah mengatakan, kegiatan Peringatan Hari Air Dunia ke 29 tahun 2021 di Bendungan Leuwikeris tersebut merupakan upaya bersama untuk meningkatkan perhatian publik pentingnya air bagi kehidupan. Selain itu juga pemanfaatan air secara berkelanjutan, bertanggungjawab dan kontribusi dengan cara menjaga alam.
“Kerusakan lingkungan akan berdampak pada kekurangan air dan akan menimbulkan reaksi balik dari alam. Apabila kita merusak alam, maka air akan susah dicari dan akan juga terjadi bencana alam banjir,” kata Bambang.***AS
