Friedman juga mengatakan, Qbrexza (glycopyrronium) adalah obat resep antikolinergik, yakni sejenis obat yang menghalangi sinyal saraf yang menuju kelenjar keringat untuk mengaktifkan keringat. Bila digunakan dengan benar, kain Qbrexza cukup efektif dan disetujui hingga usia 9 tahun.
Botox (onabotulinumtoxinA) juga menjadi obat untuk keringat berlebih pada ketiak, tangan, kaki, wajah, selangkangan, dan lainnya. Botox disetujui FDA untuk mengobati hiperhidrosis aksila primer yang parah ketika pengobatan topikal tidak efektif.
Friedman mengatakan, OnabotulinumtoxinA sementara dapat memblokir pelepasan bahan kimia yang memulai kelenjar keringat tubuh. Botox tidak disetujui untuk digunakan pada bagian lain dari tubuh untuk keringat berlebih.
Dokter kulit dapat melakukannya dengan hati-hati dalam kasus yang parah ketika tidak ada pengobatan lain yang berhasil. Misalnya, Freidman mengatakan, menggunakan Botox di tangan bisa jadi sulit karena kulit di telapak tangan tebal, sehingga obat sulit ditembus.
“Juga ada banyak ujung saraf di jari dan tangan, dan suntikan Botox bisa terasa sakit di sana,” katanya.
Beberapa pengobatan lainnya, termasuk laser untuk keringat berlebih pada ketiak, Iontophoresis untuk tangan dan kaki, miraDry untuk ketiak, dan Beta blocker (propranolol) dan benzodiazepin yang memblokir keringat dan kecemasan.
Beberapa operasi pun disarankan sebagai cara atasi keringat berlebih yatau pengobatan hiperhidrosis aksila. Pasien bisa berkonsultasi dengan dokter tentang pengobatan yang paling cocok untuk mengobati hiperhidrosis yang dialami.