Bandung | Kontroversinews.- Sejumlah orang yang tergabung dalam Kaukus Rakyat Jawa Barat melaporkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Dinas Pendidikan Jawa Barat ke Bawaslu Jawa Barat, di Kota Bandung, Senin, terkait dugaan pelanggaran kampanye Pilgub Jawa Barat 2018 oleh ASN tersebut.
Perwakilan Kaukus Rakyat Jawa Baratm Agus Satria, mengatakan ada sejumlah ASN yang menyosialisasikan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut tiga, Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik).
Agus Satria mengklaim memiliki sejumlah bukti pelanggaran yang dilakukan ASN di lingkungan Dinas Pendidikan Jawa Barat tersebut yakni berupa foto yang menggambarkan ASN berposes mengacungkan tiga jari, lainnya menunjukan kalender bergambar paslon nomor tiga.
“Jadi foto kebanyakan buktinya dan temuannya juga ada saksi-saksi dari kepala sekolah juga,” ujar Agus.
Menurut dia, ASN harus netral tidak boleh berpihak pada paslon tertentu dan dari laporan awal tersebut, pihaknya menemukan kurang dari 10 ASN yang diduga tidak netral.
“Itu ada kepala sekolah, ajudan, salah satu pejabat dengan adanya dugaan pelanggaran tersebut, kami berharap Bawaslu bisa memproses dan diklarifikasi.
Sementara itu, Anggota Bawaslu Jawa Barat, Wasikin mengatakan bahwa pihaknya terbuka dalam menerima aduan masyarakat tapi apabila ingin ditindaklanjuti, pelapor harus menyiapkan bukti yang lengkap.
“Kami dari Bawaslu Jawa Barat akan menerima dan akan ditindaklanjuti. Kalau nanti terbukti saya pastikan Bawaslu Jawa Barat akan melaporkannya ke komisi ASN,” kata Wasikin.
Menyikapi hal tersebut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi dugaan pelanggaran kampanye oleh ASN di Disdik Jawa Barat merupakan kesalahpahaman.
Simbol jari yang diacungkan dalam foto yang menjadi bahan aduan tidak ada maksud mendukung salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat.
Hadadi mengatakan lingkungan Dinas Pendidikan Jawa Barat selama ini ada berbagai simbol dari program seperti salam Jabar Kahiji yang berpose menunjuk satu jari.
Kemudian salam literasi yang ditandai dengan simbol mengacungkan telunjuk dan jari tengah dan salam genre yang simbolnya menempelkan jempol dan telunjuk, sementara tiga jari lain diangkat.
Simbol itu adalah program yang ditujukan kepada remaja dan siswa sekolah yang artinya no free sex, no drugs dan no HIV AIDS.
“Setiap orang dalam era demokrasi punya hak berpendapat. Tapi, kami juga punya hak untuk menjawab. Dan semua itu tidak ada hubungannya dengan salah satu paslon yang ikut serta di Pilgub Jawa Barat 2018,” kata Ahmad Hadadi.
Sumber: antara