Bandung Barat, Kontroversinews | Inovasi ramah lingkungan kembali digagas oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Tematik (KKNMT) Universitas Nurtanio Bandung. Melalui kegiatan bertema “Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi”, para mahasiswa mengedukasi warga Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, tentang cara mengolah limbah rumah tangga menjadi produk bernilai ekonomi.
Dosen pembimbing lapangan yang berperan dalam kegiatan itu diantaranya:
- Dr. Yudhaswara Januarharyono, S.Sos., M.Si., C.IQA.
- Yuniati Fransisca, S.E., M.M.
- Susani Amperawati, S.Sos., M.Si.
- Anita Theresia, S.Sos., M.Si.
Kegiatan dilaksanakan dari 25 juli sampai 25 Agustus 2025, di RW 16 Desa Jambudipa ini diikuti oleh 18 peserta dari kalangan warga setempat. Melalui metode pemaparan teori, diskusi, hingga praktik langsung, masyarakat diajarkan bagaimana mengolah minyak jelantah bekas pakai menjadi lilin aromaterapi yang aman dan wangi.
Ketua kelompok KKNMT 03 Universitas Nurtanio Bandung menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya pembuangan minyak jelantah sembarangan.
“Minyak jelantah yang dibuang begitu saja bisa menyumbat saluran air dan mencemari lingkungan. Dengan diolah kembali, limbah ini justru bisa menjadi sumber penghasilan baru,” ujarnya.
Dalam pelatihan, warga diajak membuat lilin aromaterapi mulai dari tahap perendaman minyak jelantah dengan arang selama 24 jam, pencampuran dengan lilin, stearic acid, crayon sebagai pewarna, serta minyak esensial (essential oil), hingga proses pencetakan lilin ke dalam wadah dengan sumbu di tengahnya. Hasil akhirnya berupa lilin aromaterapi yang tidak hanya berfungsi sebagai pengharum ruangan, tetapi juga memiliki nilai jual.
Warga RW 16 tampak antusias mengikuti setiap tahap kegiatan. Salah satu peserta mengungkapkan bahwa kegiatan ini membuka wawasan baru tentang cara mengelola limbah rumah tangga.
“Selama ini kami buang saja minyak bekas goreng, padahal bisa jadi barang berguna seperti lilin ini. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa rutin dilakukan,” katanya.
Selain memberikan pelatihan teknis, tim KKNMT juga melakukan evaluasi terhadap kemasan produk serta potensi pemasaran lilin aromaterapi agar dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi produk unggulan desa.
Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud nyata penerapan konsep ekonomi sirkular, di mana limbah diubah menjadi produk bernilai guna. Dengan inovasi ini, masyarakat tidak hanya belajar mengelola limbah secara bijak, tetapi juga memperoleh peluang ekonomi baru yang sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. (Tita)