Brebes, Kontroversinews | Wakil Bupati Brebes Wurja SE mendukung upaya-upaya yang dilakukan Naqobah Ansab Auliya Tis’ah (NAAT) dalam mempromosikan nilai-nilai spiritual dan budaya Walisongo. Demikian demi tercapainya cita-cita bangsa Indonesia emas mendatang.
“Kita semua memahami bahwa untuk mencapai Indonesia Emas diperlukan upaya bersama yang konsisten, peran setiap elemen masyarakat sangat penting termasuk NAAT,” ucapnya saat Seminar sekaligus Pelantikan Pengurus DPP Naqobah Ansab Auliya Tis’ah (NAAT), di Ponpes Al Hasaniyyah Kedawon, Kecamatan Larangan, Brebes, Minggu (18/5/2025).
Wurja mengatakan, peran Dzurriyyah (keturunan) Walisongo sebagai penerus dan pewaris sangat penting dalam membangun karakter dan moral bangsa.
“Dengan seminar ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian kita semua tentang pentingnya peran Dzurriyyah Walisongo dalam membangun bangsa dan negara,” tuturnya.
Wurja juga berharap, seminar dapat menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan gagasan, serta pada akhirnya bersama-sama menjadi agen perubahan yang mampu menghadirkan energi positif dan semangat persatuan demi mewujudkan indonesia emas yang maju, sejahtera, dan berkeadilan.
Pengasuh Ponpes Al Hasaniyah KH Nuridin Syamsudin menyampaikan, Walisongo adalah bapak kandung dan bapak ideologi Islam Nusantara. Belakangan ada tangan-tangan jahil tak bertanggung jawab ingin menghapusnya dari panggung sejarah Nusantara, Walisongo dianggap fiktif dan garis keturunannya tidak sambung ke Nabi Muhammad SAW.
“Kalau pun masih ada yang mengakui keberadaannya, tangan-tangan jahil tak bertanggung jawab itu meniadakan keturunan Walisongo dianggap mandul dan tidak berketurunan. Padahal sesungguhnya Walisongo nasabnya sambung ke Rasulullah dan keturunan absahnya, baik jalur laki-laki maupun perempuan juga ada,” jelasnya.
KH Nuridin menegaskan, semua keturunan absah Walisongo kebanyakan tergabung dalam NAAT, sebuah lembaga naqabah resmi pencatatan keturunan Walisongo dan kekerabatannya. NAAT juga terkoneksi dan diakui oleh Naqabah Saadatul Asyraf Internasional, terutama Pakistan, Maroko, Mesir, dan Madinah, sebagai jalur migrasi ‘ahlul bilad’ di mana Walisongo berasal.
Sementara itu, Ketua DPP NAAT, Kyai Haji Raden Syarif (KHR) Ilzamuddin Sholeh Al-Jilani Al-Hasani usai seminar menyampaikan resume hasil pembahasan garis keturunan Walisongo yang disampaikan oleh para ahli nasab.
“Dalam pembahasan garis keturunan Walisongo, para ahli ini menyampaikan berdasarkan manuskrip-manuskrip kuno yang satu zaman dengan Walisongo,” tegasnya.
Ilzamuddin Sholeh membeberkan, dua narasumber dari Naqib Saadatul Asyraf Pakistan dan Maroko memaparkan silsilah Walisongo disertai manuskrip yang tersambung nasabnya ke Syekh Jumadil Kubro hingga ke Sayidina Hasan RA dan Sayidina Husain RA, cucu dari Nabi Muhammad SAW.
“Melaksanakan seminar ilmiah narasumber dari naqib Pakistan dan Maroko memaparkan silsilah disertai manuskrip. Diketahui, Walisongo merupakan keturunan Nabi Muhammad melalui dua silsilah yang tersambung ke Hasan dan Husein,” ungkapnya.
Seminar mengusung tema Kebangkitan Dzuriyah Walisongo untuk Indonesia Emas 2045. Sebagai pembicara perwakilan lembaga nasab dari berbagai negara. Mereka adalah Maulaya Syarif Ahmad Muhib bin Abdullah Al-Murabithi Al-Hasani (Naqib Saadatul Asyraf Kerajaan Maroko), Sayyid Ali Abbas Al-Jilani Al-Hasani (Naqib Saadatul Asyraf Pakistan), Syarif Anas bin Ya’qub Al-Kutbi Al-Hasani (Nasabah Madinah Munawwarah). Kemudian narasumber lain yang hadir adalah Ketua Perhimpunan Besar Kekerabatan Syaikh Jumadil Kubra se-Asia Tenggara dari Malaysia, Dr Tun Suzana Tun Hj Othman.
Penulis: Bayu Arfi
Editor: Wasdiun