Dijual saat Lahir dan Ditolak Lagi saat Bertemu, Pria di Beijing Pilih Bunuh Diri

oleh
oleh
Liu Xuezhou (17).Foto/Weibo

“Orang tua juga manusia, dan saya merasa takut,” kata Zhang kepada Beijing News, seraya menambahkan bahwa dia telah dilecehkan dan diancam setelah putranya merilis rekaman salah satu panggilan telepon mereka. Dalam catatan bunuh diri 10.000 kata, Liu membidik para pengkritiknya yang menuduhnya egois setelah berhubungan kembali dengan orang tuanya dan meminta dukungan keuangan kepada mereka. “Terima kasih kepada semua orang yang peduli pada saya dan maaf telah mengecewakan Anda,” tulis Liu.

“Seandainya ada lebih sedikit orang gelap dan jahat di dunia ini,” lanjut catatannya. Dia juga mengungkapkan bahwa dia diintimidasi dan dilecehkan di sekolah. Tubuh Liuditemukan di sebuah pantai di provinsi pulau Hainan, China selatan, oleh orang-orang yang mulai mencarinya setelah membaca posting media sosialnya. Namun, kematiannya diumumkan secara resmi oleh pihak rumah sakit.

Kematian Liu dikonfirmasi oleh otoritas China, memicu percakapan nasional tentang cyber-bullying dan kesehatan mental anak-anak, terutama mereka yang telah ditinggalkan. Tanda pagar namanya telah dilihat 2,4 miliar kali di Weibo pada Selasa malam. “Kasusnya mencerminkan kenyataan bagi kelas bawah,” bunyi komentar akun Slave Society dalam posting di WeChat. “Itu mulai dari perdagangan anak hingga kehilangan walinya, intimidasi sekolah, pelecehan, intimidasi dunia maya hingga bunuh diri,” lanjut posting tersebut.
“Ini mencerminkan bagaimana masyarakat memperlakukan anak ini selama 15 tahun [dan ada] lubang menganga dalam struktur dukungan hukum dan sosial.”

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *