Kab.Cirebon | Kontroversinews- Pilkades serentak tahun 2019 dikabupaten cirebon sudah berlalu,tapi efek dari dukung mendukung salah satu calon kepala desa saat itu (27-okt-2019) yang diikuti oleh tim sukses pemenangan pemilihan kepala desa (pilkades) dari berbagai kalangan.mulai dari kalangan buruh,petani,dan juga tidak ketinggalan dari kalangan para perangkat desa yang dipikirannya sudah terdokrin bahwa “calon-ku harus menang”,nah dari kalangan yang disebut paling akhir inilah yang saat sekarang banyak terkena sekali imbasnya.mungkin bagi perangkat desa yang calon kadesnya menang bisa senang dan bangga,tapi bagi yang calon kadesnya kalah pastilah berpikiran “saya mungkin akan segera disingkirkan dari kantor desa,dan kemungkinan yang paling buruk adalah dipecat”.
Fenomena pecat-memecat,singkir-menyingkirkan dan dibuat tidak nyaman yang akhirnya membuat siperangkat desa yang hendak disingkirkan itu tidak betah serta akhirnya memilih mengundurkan diri ini.sudah bukan menjadi rahasia lagi,tindakan kades yang menjadi pemenang pilkades untuk menyingkirkan perangkat desanya yang tidak mendukungnya saat pilkades oktober 2019 lalu itu sudah menjadi tradisi wajib menurut masyarakat pemerhati kebijakan-kebijakan desa,budi hartono saat ditemui wartawan media ini disela-sela kesibukannya.
Hal ini yang mungkin terjadi pula didesa sarabau kecamatan plered kabupaten cirebon,3 orang perangkat desanya dibuat keluar dari pekerjaannya sebagai perangkat desa.dengan durasi waktu yang berbeda,satu persatu perangkat desa yang dianggap tidak sejalan dengan kades (kuwu) desa sarabau saat pilkades diakali dengan berbagai jurus untuk bagaimana caranya 3 orang tersebut hengkang dari kantor desa oleh kades (kuwu) yang bernama Akmad dandon.
Hal tersebut dialami Een,yang pada hari kamis lalu dirinya dipanggil oleh kepala desa (kuwu) akmad dandon di ruang kerjanya.saat itu kades/kuwu mohon maklum dan pengertian dirinya (een,red) untuk mengundurkan diri dari perangkat desa,karena di belakang saya banyak yang berjuang” jelas een menirukan ucapan kades/kuwu akmad dandon.dan rencana hari senen besok (4-mei-2020) dirinya juga dijanjikan uang tanda terima kasih sebesar Rp 7.500.000,- oleh sang kades dan dirinya disuruh berangkat ke kantor pemerintah desa untuk mengambilnya.
Lebih lanjut een menuturkan,saat jam kerja dirinya tak pernah di kasih tugas kerjaan dan tidak pernah di sapa oleh kades/kuwu,padahal jabatannya Staf Keuangan Desa Sarabau dan diabsensi kehadiran di kosongkan tidak ada jabatan.
“Jujur,mendengar apa yang diomongkan pak kuwu (kades) membuat saya kaget dan tak bisa berbuat apa-apa.serta kepada siapa saya harus minta keadilan,apalagi disituasi pandemi corona seperti ini,” tutur een saat ditemui oleh wartawan media ini dikediamannya.masihditempat yang sama,RS salahsatu perangkat desa yang lebih dulu hengkang dari kerjanya menjelaskan.dirinya juga mengalami hal yang sama dengan satu rekan kerjanya yang lain dikantor desa sarabau yang berinisial CU,dia dan CU di paksa juga untuk mengundurkan diri dari perangkat desa.”lebih parahnya,saya selama kerja di desa tidak dikasih kerjaan selama 2 bulan dan dicueki tidak diajak bicara oleh kuwu,hingga saya sadar lebih baik mundur daripada dipecat.saat itu saya tidak mengerti apa-apa”,ucapnya.
Diamini pula CU”Saat itu saya legowo dan tidak mempermasalahkannya,saya memberikan kesempatan buat yang lain yang punya potensi.tapi sekarang,apa yang dialami kami berdua.juga dialami oleh Een,jadi terkesan sikades/kuwu ini sewenang-wenang.perangkat desa satu persatu dipaksa mundur dengan berbagai cara,” tandasnya.
Atas kejadian yang menimpa 3 perangkat desa sarabau kecamatan plered kabupaten cirebon propinsi jawa barat ini,forum masyarakat pemerhati yang digawangi budi hartono ingin mendampingi een jika een memerlukan pendampingan atas kesewenang-wenangan kepala desanya.”sejauh een dan RS juga CU tidak melaporkan ke kami,ya nggak ada masalah sih.meski apa yang dilakukan oleh kades/kuwu sarabau akmad dandon ini adalah tindakan kesewenang-wenangan,dan ini murni pidana penyalahgunaan wewenang.tapi ya sudah,kita lihat saja nanti seperti apa endingnya senin itu.” Pungkas budi mengakhiri komentarnya. (KUSYADI)