CIWIDEY | Kontroversinews.- Yoga Yogaswara, warga asal Ciwidey sempat mengenyam pekerjaan sebagai karyawan salah satu bank swasta di Kabupaten Bandung. Namun, sejak 2013 silam ia memutuskan keluar dari pekerjaannya dan beralih profesi sebagai agen penjual kubah yang bertempat di Kampung Simpang, RT 01, RW 16, Desa Panundaan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung.
Keputusan tersebut diakuinya diambil karena bisnis jual kubah saat itu yang bagus. Kemudian, ia hanya menyediakan tempat berjualan sedangkan barang disuplai dari Pati, Jawa Tengah maupun Yogyakarta. Di Bandung Selatan sendiri penjual kubah berada di Soreang dan Ciwidey.
Awal mula persentuhannya dengan jual beli kubah, Yoga bercerita jika dirinya adalah pengurus masjid. Saat itu, katanya masjid yang digunakannya beribadah tengah dibangun dan membutuhkan kubah. Dari sana, ia memesan kubah untuk dipasang.
“Sama agen kubah (saat itu) ditawarin menjual kubah. Statusnya saya sekarang agen,” ujarnya, Ahad (1/9). Dari sana, Yoga mengaku mulai mendalami bisnis jual beli kubah. Terlebih saat ini katanya model kubah sudah berkembang dan modern memanfaatkan bahan terbaru.
Selama ini, ia mengungkapkan kubah tembaga yang dijualnya disuplai dari Jawa Tengah ataupun Yogyakarta. Tiap kubah yang dijualnya, menurutnya memiliki harga yang bervariasi tergantung ukuran dan jenis bahan yang digunakan.
Dirinya mengatakan, kubah ukuran kecil bisa dihargai ratusan ribu. Namun untuk ukuran satu meter dihargai Rp 2.5 juta hingga ukuran Rp 10 meter dibanderol dengan harga Rp 20 juta yaitu kubah panel. Katanya, pembuatan kubah yang masih manual membuat harganya relatif mahal.
“Untuk pendapatan perbulan sendiri gak bisa ditentukan. Jualan kubah seperti ibadah bukan seperti jualan produk yang lain,” katanya. Katanya, bisnis yang dilakoninya ini dikerjakan secara sendiri.
Yoga mengatakan saat ini pesanan kubah banyak datang dari Cianjur Selatan. Katanya, banyak masyarakat yang tengah membangun masjid. Tidak hanya itu, di wilayah Pasirjambu dan Ciwidey banyak yang mengorder kepada dirinya. “Tukang kubah disini ada dua di Soreang dan Ciwidey. Di Cililin ada agen yang lain,” katanya.
Dirinya mengaku tidak terbesit untuk mendalami jual beli kubah. Namun, seiring perjalanan hidup, akhirnya Yoga mengaku berlabuh ke bisnis kubah. Selama menjual kubah, ia mengaku tidak menekankan pembeli harus melunasi pembayaran langsung. Namun katanya bisa dicicil bertahap.
“Tadi ada yang beli dari Cikoneng, saya bilang tidak ada lagi kiriman baru. Tapi yang beli mau tetap disini. Terus uangnya masih sedikit baru bisa bayar setengahnya gak apa-apa. Tidak akan menyulitkan, beri modal kepercayaan aja,” katanya.
Ia mengungkapkan, pemasangan kubah sendiri langsung dilakukan oleh pembeli. Sedangkan pihaknya hanya sebatas mengantarkan saja. Ke depan dirinya berharap agar bisa berkembang dan proyek pemerintah bisa menggunakan putra daerah.
“Saya modal sendiri termasuk tempat berjualan. Dari sana (Jawa) yang ngirim,” katanya. (Lily Setiadarma)