Warga Kluhkan Tanah Berceceran di Jalan Ibu Kota Pangururan

oleh
oleh

Samosir | Kontroversinews.-Pasca pembangunan jalan ring road Samosir khususnya disekitar Pangururan tampak jalanan menjadi bersih dan enak dipandang mata.
Namun tidak demikian dalam seminggu terakhir, jalanan bersih ini menjadi sangat jorok dan berdebu, karena truk yang sedang mengangkat tanah dari pengorekan tano ponggol yang sedang dikerjakan PT. BRP (Basuki Rahmanta Putra) ini membiarkan tanah berceceran ke jalan sehingga menjadi kotor dan ketika panas hari menjadi debu yang menimbulkan polusi diperumahan warga.

Merasa dirugikan, beberapa warga melakukan aksi penutupan di jalan Sianjurmula, Kelurahan Pasar Pangururan bagi truk tersebut.Tidak kehilangan akal, para supir truk tersebut mengambil jalan berputar dengan melintas dari depan rumah dinas sehingga memperpanjang jalan yang kotor akibat bercecerannya tanah dari truk tanpa tenda penutup tersebut.

“Disekitar Tajur Kelurahan Pasar Pangururan sampai Hutatinggi terjadi ceceran tanah dan debu yang begitu dahsyat, kami sudah minta untuk truk ditendai teryata tidak,”tegas warga Obin Naibaho,pada Senin 6/4/2020.

Ketua FKTM Samosir ini bersama warga pun melakukan penutupan di jalan Sianjur Mula, Pasar Pangururan. “Kita terpaksa tutup jalan sianjurmula, karena sudah kotor dan berabu semua disitu, lucunya mereka justru berputar dari rumah dinas bupati, ibu kotanya Samosir ini loh,” tambah Obin Naibaho.

Menurutnya, warga meminta Pemkab Samosir dan PT. BRP serta pengusaha truk untuk menghentikan polusi ditengah pemukiman warga ini.

Hal yang sama disampaikan seorang warga Mak Riski Boru Pasaribu yang tinggal dan berjualan disekitar jalan Sianjurmula, Kelurahan Pasar Pangururan, Samosir.

“Becek kali terus jalan disini dan kalau sudah kering dan panas langsung berabu. Abunya lengket ke jualan kami dan rumah kami pun penuh debu” keluh Boru Pasaribu.

Akibat polusi debu ini, dia dan keluarganya jadi terkena penyakit sesak nafas dan batuk. “Kita berharap ada upaya untuk menjaga kesehatan warga disekitar inilah,” tambahnya.

Polusi debu ini juga dikeluhkan seorang jurnalis yang sedang melakukan peliputan dilapangan.
Bagaimana kita bisa mengatasi COVID-19 ini jika tidak saling bekerjasama. Tanah timbunan yang berjatuhan di atas jalan ini tentu akan mengering sehingga ber abu. Seharusnya semua elemen saling menjaga kebersihan, tulisnya pada satu grup WA.

Ketika hal tersebut dikonfirmasi kepada PT.BRP melalui Manager Proyek Dedi Sidabutar, mengaku sudah memerintahkan untuk seluruh truk ditendai ketika membawa tanah timbunan.

“Kita sudah suruh buat tenda setiap truk dan melakukan pembersihan jalanan pakai tanki air,” jelasnya.

Terkait warga yang mengalami sesak dan batuk disekitar tempat pengorekan tanah yang dilalui puluhan truk proyek setiap harinya, Dedi berjanji akan perintahkan anggotanya melihat ke lapangan. “Kita akan minta bagian K3 untuk cek ke lapangan karena itu divisi mereka,” pungkas Dedi Sidabutar.(PS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *