Pasuruan (Kontroversinews.com) – Dardiri menjelaskan Desa Sadengrejo langganan banjir selama bertahun-tahun. Banjir di lokasi ini karena luapan dua sungai yang ada di barat dan timur desa. Beberapa tahun terakhir banjir semakin kerap terjadi karena gorong-gorong di bawah jalan tol di ujung utara kedua sungai tak memadai.
“Kami berharap ada normalisasi sungai serta pelebaran gorong-gorong di tol. Tanpa itu desa kami akan tetap jadi langganan banjir. Lama-lama bisa tenggelam,” terang Dardiri.
Menurutnya, pada 2014 pemerintah setempat melakukan normalisasi sungai barat desa. Normalisasi kala itu terbukti efektif mencegah banjir.
“Nggak ada banjir tahun 2014-2015. Saat ini sungai kembali dangkal,” sebut Dardiri pada Detiknews.
Dijelaskan Dardiri karena sudah langganan banjir, warga hapal dengan situasi yang akan mereka hadapi saat air datang.
“Saat ada imbauan ‘awas Sadeng banjir’, ya kita hanya lihat saja di depan rumah, lihat perjalanan air. Kalau arus air cepat tinggi, berarti barang-barang segera dievakuasi ke tempat aman. Kalau arus pelan, oh berarti nggak mungkin masuk rumah, tidur,” pungkasnya.
Data Pusdalops BPBD Kabupaten Pasuruan, banjir di Desa Sadengrejo sempat mencapai 80 senti meter. Sedangkan di Kawisrejo 10 sentimeter. ***AS