“Tapi orang tua juga masih ada yang khawatir terhadap anaknya, khususnya yang kelas 1. Tapi saya bilang jangan khawatir ada gurunya nanti, akhirnya mereka bubar,” tegasnya.
Selama di sekolah, kata NIjan tidak diperbolehkan ada kegiatan makan. Dan untuk hari pertama tadi murid juga tidak langsung belajar mata pelajaran. “Enggak ada kegiatan makan dan minum di sekolah. Full belajar, itu pun tidak belajar seperti hari biasa. Ini belajar untuk perkenalan dulu, karena mereka bingung kelasnya yang mana,” ucapnya.
Ditegaskan dia sebelum simulasi PTM, area sekolah sudah dilakukan disinfektan. Ke depan disinfektan dilakukan secara rutin. “Insya Allah memang kita sudah siapkan dan jadwalkan. Jadi memang setiap seminggu sekali kita disinfektan waktu anak anak masih zoom, tenaga dan alat alat kita sudah siap. Kalau hari ini kita jadwalkan setelah mereka pulang langsung kita disinfektan untuk persiapan besok,” tukasnya.
Khodijah Sahupalah, wali kelas 1C SDN 06 Beji mengatakan tidak ada kendala ketika simulasi tadi. Dari ekspresi anak-anak pun merasa senang bisa belajar di sekolah. “Siswa mematuhi prokes dengan menggunakan face shield, memakai masker menjaga jarak, sebelum masuk menggunakan hand sanitizer. Alhamdulillah hingga saat ini tidak ada (kendala),” katanya.
Dia mengaku tidak ada kendala saat mengatur anak-anak di sekolah. Mereka mengikuti apa yang sudah diatur. “Saya sudah bilang dari awal masuk diatur dengan menjaga jarak. Tidak membawa makanan karena kita hanya beberapa jam saja, tapi kalau minum silakan, setelah minum dipakai lagi (masker),” tegasnya.
Sementara itu, Danish siswa kelas I mengaku senang bisa belajar di sekolah. Dia bisa bertemu dengan teman dan guru secara langsung. “Senang karena bisa bertemu dengan teman dan bu guru,” katanya.***
sumber: Merdeka.com