Tradisi Sedekah Bumi Desa Pangkalan Kec. Plered, Dihadiri Pangeran Patih Muhammad Amaluddin Dari Keraton Kasultanan Kanoman Cirebon

oleh
oleh

CIREBON, (Kontroversinews), – Nuansa Religi terlihat pada kegiatan rutin tahunan bernama Mapag Sri yang orang umum menyebutnya dengan sebutan sedekah bumi, kegiatan yang puncaknya dilaksanakan pada minggu 2 Mei 2024 dengan menampilkan berbagai macam kegiatan budaya dan memamerkan pusaka leluhur pendiri desa. adalah Desa Pangkalan Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon, yang pada tahun ini melaksanakan kegiatan Mapag Sri tersebut. desa yang berpenduduk sebagian besarnya adalah petani ini, selalu dan akan terus melestarikan kegiatan yang sudah turun temurun dilaksanakan.

 

Hal itu terungkap saat wartawan media ini mewawancarai salah satu masyarakat desa pangkalan yang tidak mau namanya disebut disini mengatakan, bahwa kegiatan mapag sri atau sedekah bumi ini rutin selalu dijalankan oleh masyarakat desa pangkalan. terlebih menurutnya tahun ini, para petani di desa merasa bersyukur dengan hasil panen yang berlimpah. “puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rejeki serta nikmat yang telah diberikan kepada kami warga masyarakat desa pangkalan yang berprofesi sebagai petani. insya Allah, tahun-tahun berikutnya juga kegiatan ini akan selalu ada dan akan terus kami laksanakan sebagai penghormatan kepada leluhur kami yang telah berjasa mendidirikan desa kami ini” pungkasnya. kegiatan Mapag Sri atau sedekah bumi tahun 2024 ini dimulai dari tanggal 31 Mei hingga 2 Juni ini, selain dihiasi berbagai kegiatan seperti pertunjukkan wayang kulit, tari topeng, dan natab. juga dimeriahkan dengan kegiatan arak-arakan seperti ogo-ogo, dan lain sebagainya.

Selain dihadiri oleh segenap para perangkat desa pangkalan, nampak pula dihadiri oleh Danramil dan Kapolsek Plered serta ribuan masyarakat baik dari dalam maupun luar desa. juga nampak terlihat, Pangeran Patih Muhammad Amaludin dari Keraton Kesultanan Kanoman Cirebon. beliau terlihat nampat antusias mengikuti kegiatan tersebut dengan di iringi oleh puluhan pengawalnya, ditemui diruangan kantor balai desa pangkalan. Pangeran Patih mengatakan, kalau kegiatan ini memang sudah seharusnya dilestarikan sebagai bentuk menjaga adat dan tradisi nenek moyang pendiri cirebon. “kita sebagai anak cucu penerus tradisi ini, untuk lantas tidak melupakan adat dan tradisi yang sudah dilaksanakan selama ratusan tahun yang lalu. sebagai orang cirebon, sudah menjadi kewajiban kita untuk melestarikan kegiatan-kegiatan seperti ini, kapanpun dan dimanapun” ujar Pangeran Patih Muhammad Amaludin atau yang akrab dipanggil Mama Patih Amal. (Kusyadi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *