Takut Pada PT.Dumib, Kepala Desa Junjang Sutrisno “Tabuh Genderang Perang”

oleh
oleh

CIREBON (kontroversinews.com) – Perseteruan para pedagang pasar dan pemerintah desa junjang dalam hal ini kades/kuwu sutrisno alias nono sepertinya akan kembali memanas.

Setelah pada 3 Agustus 2021 sang kades/kuwu menandatangani surat pernyataan yang isinya kurang lebih akan memberhentikan pembangunan pasar darurat, terus membubarkan tim evaluasi, dan meninjau ulang IMB (ijin mendirikan bangunan).

Hari ini, Rabu 08/09/21, kepala desa (kades)/kuwu junjang kecamatan arjawinangun kabupaten cirebon propinsi jawa barat tersebut kembali berulah karena surat pernyataan yang ditandatanganinya pada 3 Agustus lalu tidak memuat sangsi hukum di alinea terakhirnya atau karena ada alasan lain.

Hingga beberapa perangkat desa yang menggunakan motor dan menggunakan mobil dinas kepolisian serta didampingi seseorang berseragam TNI AD melakukan “pawai” berkeliling untuk mengumumkan kalau pembangunan pasar darurat akan kembali dimulai.


Dengan adanya pengumuman akan dibangun kembalinya pasar darurat, ini jelas melukai hati ratusan pedagang yang menginginkan kenyamanan berdagang ditengah maraknya kabar pembangunan pasar yang dari segi harga sangat-sangat memberatkan para pedagang yang terhimpun dalam wadah himpunan pedagang pasar (himppas).

Dari awal perseteruan para pedagang dengan kades/kuwu junjang sutrisno (nono), kades sutrisno selalu bertindak tanpa mendengar keluhan dari para pedagang. hingga istilah bagai air dan minyak, cukuplah menggambarkan situasinya. apalagi peran serta aparat penegak hukum dan aparat negara dari unsur kedinasan, tidak satupun yang membela para pedagang. hingga menimbulkan kecurigaan, prasaka, dan dugaan “jangan-jangan harga-harga kios-kios, los-los, serta lemprakan-lemprakan yang tinggi tersebut untuk bagi-bagi keuntungan dengan semua pihak yang terlibat dalam pembangunan revitalisasi pasar junjang” ujar masyarakat pemerhati sosial Drs.Aris Mulanto.

Tampilnya aparat penegak hukum hari ini yang merelakan jam kerja dan kendaraannya untuk mengawal perangkat-perangkat desa junjang yang bertugas mengumumkan akan dibangunnya kembali pasar darurat, memberi kesan kalau kepala desa (kades)/kuwu junjang sutrisno (nono) ketakutan kepada PT Dunia Milik Bersama. hingga mengerahkan kekuatan dukungan dari unsur muspika arjawinangun, seperti “menabuh genderang perang”. (KUSYADI)

Response (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *