BANDUNG (Kontroversinews).– Wilayah Bandung selatan memang tempatnya puluhan obyek wisata primadona Jawa Barat. Udaranya yang sejuk dengan panorama alamnya yang indah menjadi buruan para wisatawan baik lokal, nasional maupun mancanegara.
Tentu para wisatawan yang datang dari jauh, apalagi dari luar daerah, sebelum tiba di lokasi tujuannya di wilayah Bandung selatan, butuh istirahat sejenak. Atau sebaliknya, para wisatawan yang seharian menikmati obyek wisata yang ditujunya, saat pulang di perjalanan mungkin juga butuh istirahat.
Untuk itu, ada satu tempat yang recommended, yakni Rest Area Pasirjambu, yang berada tepat di lintasan Jalan Provinsi No. 61, Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.
Rest area yang kini menjadi salah satu ikon kepariwisataan Kabupaten Bandung itu, selain punya ciri khas berupa bangunannya yang tradisional, juga dilengkapi dengan sejumlah gazebo, kolam ikan dan area pesawahan.
Selain itu juga tersedia tempat parkir yang luas, sarana ibadah atau mushola, toko oleh-oleh produk UMKM, dan rumah makan yang menyediakan aneka hidangan lezat dan khas, salah satunya Sate Cilampeni. Tak heran bila Rest Area Pasirjambu menjadi tempat istirahat yang representatif.
Penanggung jawab Rest Area Pasirjambu, H. Caryo, mengungkapkan, rest area tersebut dikelola koperasi PT KBP Cakra. “Rest area ini bentuk usaha lain dari kegiatan usaha yang dijalankan PT KBP Cakra. Jadi kami berinvestasi di tempat ini dengan membeli lahan seluas 1,05 ha, yang kemudian kami bangun rest area sejak 2017,” ujarnya di lokasi rest area tersebut, Minggu (29/7/2023).
Caryo menyebutkan, di Rest Area Pasirjambu fasilitas yang dibutuhkan para pengunjung terbilang lengkap. Seperti area parkir yang luas, toilet yang bersih dan nyaman, mushola, area terbuka, sejumlah gazebo dan spot selfi.
Tentu saja, kuliner dan oleh-oleh pun, dengan harga terjangkau, tersedia di rest area tersebut. Dan itu berkat kerja sama pengelola Rest Area Pasirjambu dengan pelaku UMKM.
“Untuk kuliner ini, kami bekerja sama dengan teman-teman UMKM yang ada di sekitar daerah sini, dan ada satu atau dua UMKM yang sengaja kami undang sebagai icon, misalkan Sate Cilampeni. Sate ini sudah punya brand dan sudah terkenal, sehingga kami berharap dengan hadirnya Sate Cilampeni, akan menjadi salah satu daya tarik pengunjung untuk mampir di rest area ini,” tutur Caryo.
“Ada 20 UMKM di rest area ini, dan itu bukan tidak mungkin akan kami tambah lagi ketika Rest Area Pasirjambu semakin berkembang dan ada para pelaku UMKM yang mau gabung, yang kami nilai layak untuk hadir di rest area ini,” sambung Caryo yang juga Manager Koperasi PT KBP Cakra.
Menurut Caryo, bentuk bangunan rest area yang terbuat dari bambu dan sebagian kayu, memang sengaja dipilih karena konsep rest area tersebut ingin natural.
“Kenapa? Karena target kita pasarnya adalah turis. Makanya turis asing hampir setiap pagi datang ke sini dari biro-biro perjalanan di Bandung sebelum mereka menuju tempat wisata. Mereka tampak senang berada di area pesawahan yang memang menjadi salah satu fasilitas rest area ini. Kalau wisatawan lokal, umumnya lebih suka istirahat di gazebo dan kolam ikan,” ungkapnya.
Caryo berharap, pengunjung yang mampir ke Rest Area Pasirjambu merasa senang dan puas. “Kami membangun rest area ini untuk mencari keberkahan, baik bagi pengunjung maupun bagi kami dan para pelaku UMKM yang ada di sini, dan tentunya juga bermanfaat bagi masyarakat di sekitar tempat ini,” katanya.
Sementara itu, salah seorang pemilik rumah makan di Rest Area Pasirjambu, yakni Pindang Pusaka Mak Ecot, Dewi Fitriani mengatakan sebagai generasi ke-3 dari Mak Ecot merasa bersyukur bisa membuka rumah makan di rest area tersebut.
“Alhamdulillah kerja sama kami dengan pihak manajemen Rest Area Pasirjambu sangat baik,” kata Dewi seraya menyebutkan, menu di Rumah Makan Pindang Pusaka Ma Ecot cukup lengkap, dan ada 27 menu, sepert ikan nila, gurame, pindang ikan mas, sop iga, iga bakar dan lainnya.
Dewi pun berharap Rest Area Pasirjambu semakin berkembang dan tambah maju, sehingga usahanya di res area itu ikut berkembang pula.