Kab. Cirebon, (Kontroversinews) – Acara Haul Mbah Jamsari Pondok Pari Kenanga Cirebon tahun 2025 ini kembali digelar, kali ini dengan tema Berazaskan “Keluhuran Bernegara”, Berkepribadian “Adiluhung Budaya”, dan Bermandiri “Pribadi Sejati. sosok besar dibalik acara haul ini adalah seorang putra Cirebon yang selalu menjaga warisan leluhur dan melestarikan adat serta budaya masyarakat Cirebon, dia adalah Raden Muhammad Yahya Jaya atau yang akrab disapa Kang Jaya, selain sebagai putra asli kelahiran pondok pari dan Panglima Besar Laskar Adat Kuda Putih. dirinya juga adalah pengasuh pondok pesantren, yang selalu giat mensyiarkan agama Islam. acara Haul yang gelar selama 2 malam berturut-turut dari hari Sabtu 15 Februari hingga Minggu 16 Februari 2025 tersebut, berjalan dengan khidmat dan dianggap sukses walau sempat diguyur hujan. haul sesepuh Mbah Jamsari ini, yang dianggap mempunyai nilai sejarah sejarah. karena berdirinya cirebon yang sakral dan dikeramatkan tidak lepas dari namanya. apalagi, semasa hidupnya, mbah jamsari atau ki jamsari adalah salahsatu murid dari Pangeran Walangsungsang yang disebut juga Mbah Kuwu Cerbon Cakrabuana atau Ki Somadullah yang merupakan salahsatu pendiri Cirebon.
Menurut Riwayat, Ki Jamsari mampu membuat lahan sawah yang menghasilkan padi dengan panen yang bertubi-tubi disetiap tahunnya. bahkan saking banyaknya jumlah padi yang dipanen, daerah dimana Ki Jamsari tempati tersebut sempat diberi nama pondok pari (sebutan lumbung padi dalam bahasa cirebon, red). namun seiring perkembangan jaman pada saat itu, pondok pari berganti nama kenanga hingga daerah tersebut sekarang telah menjadi sebuah Kelurahan bernama Kelurahan Kenanga. sejarah nama kenanga sendiri diambil, setelah pada abad ke 19 didaerah tersebut kedatangan orang cina yang melihat banyaknya pohon kenanga yang berbunga yang akhirnya di olah dan disuling menjadi minyak wangi atau parfum kenanga. itulah sekelumit sejarah Ki Jamsari, pondok pari, dan kenanga yang patut dipertahankan nilai historis sejarahnya. pada acara Haul Buyut Besar Jamsari atau Ki Jamsari hari pertama dilalui dengan melakukan tawasul dimakam keramat Buyut Besar Jamsari, acara dihadiri oleh hampir semua warga pondok pari yang bermukim disekitarnya. pada malam kedua, tepatnya Minggu malam Senin 16 Februari 2025 menjadi acara puncak Haul.
Bertempat di Tajug Gede Musholah Darul Muttaqien blok jamsari RT 03 RW 06 Kel. Kenanga Kab. Cirebon. acara puncak di isi dengan pembacaan Kitab “An-Nurul Burhany”, nampak pula hadir para tamu undangan dari unsur Muspida, Muspika, dan Kelurahan dipastikan tidak hadir. namun hanya terlihat Babinsa dan Babinkantibmas, Ketua Umum LSM Cakrabuana Indonesia Bersatu Miryanto atau yang akrab dipanggil Ketum Tato, juga nampak terlihat mantan anggota DPRD Kabupaten Cirebon periode 2014-219 dari Partai Hanura yang bernama Supirman, S.H alias Tong eng. dan dengan didampingi para laskar adatnya, Pangbes sekaligus pengasuh pondok pesantren “Fathul Qur’an” yang bernama Raden Muhammad Yahya Jaya tadi menyampaikan kepada wartawan media ini sesaat sebelum acara puncak Haul dimulai. bahwa dirinya mengadakan acara Haul Buyut Besar Jamsari setiap tahun rutin tersebut bukanlah untuk mencari sensasi, tapi memang sudah menjadi tugasnya sebagai rakyat cirebon yang mendapat tugas untuk melestarikan adat dan budaya cirebon. “saya laksanakan acara haul mbah jamsari selama 2 malam berturut-turut ini, karena tidak mau melupakan begitu saja sejarah asal muasal cirebon ini berdiri. yang selalu ada adat istiadat menyertainya disana, saya sebagai orang cirebon merasa terpanggil saja. apalagi dijaman sekarang, adat istiadat dan budaya hampir terkikis oleh jaman,” pungkasnya. (Kusyadi)